Jejak pembalikan arah kinerja aset pasar modal kian dekat menjelang dimulainya era suku bunga rendah. Kondisi ini menandai prospek cerah bagi kinerja surat utang maupun saham di Tanah Air.
Berdasarkan data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), Indonesia Composite Bond Index (ICBI) tercatat tumbuh 3,61% sepanjang 2024. Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 2,88% pada periode yang sama.
Kepala Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Suhindarto mengatakan bahwa secara umum, perubahan siklus suku bunga acuan menjadi salah satu katalis bagi kinerja aset di pasar keuangan. Dia berujar bahwa suku bunga acuan yang tinggi menimbulkan koreksi di pasar saham dan surat utang. Alasannya, tingginya suku bunga acuan acapkali diiringi dengan pelemahan nilai tukar sehingga menekan kinerja kedua aset tersebut.
Di sisi lain, suku bunga acuan yang mahal membuat investor meminta kupon surat utang yang lebih tinggi. Di pasar saham, suku bunga acuan mahal juga menjadi penekan bagi potensi pertumbuhan laba emiten. Kendati demikian, dia menyebut momen ini sangat tepat bagi investor yang mencari aset dengan harga terdiskon.