Bisnis, JAKARTA – Angin segar berhembus pada kelanjutan pembangunan proyek Moda Raya Terpadu (MRT). Rencananya PT MRT Jakarta (Perseroda) akan membangun 111,3 kilometer panjang MRT di Jakarta dan sekitarnya. Saat ini jalur MRT yang telah beroperasi yakni Fase 1 jalur Lebak Bulus – Bundaran HI sepanjang 16 kilometer.
Untuk pembangunan MRT pada Fase I yang menghabiskan dana Rp16 triliun ini berasal dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA). Besaran dukungan pendanaan dari JICA yang digunakan untuk membiayai proyek MRT Jakarta Fase I dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI sebesar 125 miliar yen. Pendanaan itu dituangkan dalam skema three sub level agreement, yakni pinjaman JICA yang telah diterima oleh Kementerian Keuangan lalu dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar 51 persen dan Pemerintah Pusat, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan sebesar 49 persen.
Alur pendanaan proyek MRT Jakarta oleh JICA dengan menggunakan skema three sub level agreement. Penyaluran pinjaman dari JICA pun tidak dilakukan sekaligus tetapi berjangka karena ingin menguji sejauh mana keseriusan MRT Jakarta dalam membangun. JICA akan kembali mencairkan pinjaman sesuai dengan pengajuan MRT Jakarta dan dengan progres pembangunan.
Adapun pencairan pinjaman yang dilakukan JICA yakni pinjaman pertama (IP 536) senilai 1,8 miliar yen setara Rp200 miliar jangka waktu 22 Maret 2012 hingga 22 Maret 2017, pinjaman kedua (IP 554) senilai 48 miliar yen setara Rp5,5 triliun jangka waktu 28 Juli 2009 hingga 28 Juli 2019, pinjaman ketiga (IP 571) senilai 72,2 miliar yen setara Rp9,5 triliun jangka waktu 31 Maret 2016 hingga 31 Maret 2022 dan pinjaman keempat 70 miliar yen setara Rp9 triliun jangka waktu 23 April 2019 hingga 23 April 2025