Juli hingga September, Sektor Properti Dominasi PMA & PMDN

Sektor properti mendominasi PMA dan PMDN sepanjang kuartal III tahun ini. Investasi itu makin besar lantaran BKPM mengelompokkan pergudangan dan konstruksi di luar perumahan, perkantoran, dan kawasan industri.

M. Syahran W. Lubis

1 Nov 2021 - 15.32
A-
A+
Juli hingga September, Sektor Properti Dominasi PMA & PMDN

Ilustrasi proyek perumahan yang tengah dalam proses pembangunan./Istimewa

Bisnis, JAKARTA – Perumahan, kawasan industri, dan perkantoran mencatatkan investasi terbesar sepanjang kuartal III tahun ini secara keseluruhan baik PMA maupun PMDN, menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Bahkan, sebenarnya nilai investasi di sektor properti itu masih lebih besar, mengingat pergudangan—bersama transportasi dan telekomunikasi—menempati peringkat kedua jumlah terbesar penanam modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) pada periode tersebut.

Dari sisi PMDN, sepanjang Juli hingga September 2021, investasi di bisnis properti subsektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran tercatat Rp20,6 triliun, juga menjadi yang terbesar di antara kelompok sektor PMDN lainnya.

Nilai PMDN sebesar itu mencakup sekitar 18,2% dari total PMDN sepanjang Juli hingga September tahun ini.

Sementara itu, untuk PMA, sepanjang periode tersebut tercatat sebesar US$500 juta atau mencakup sekitar 7,2% dari total PMA pada periode tersebut.

Khusus untuk PMA, jumlah investasi pada kuartal III 2021 itu masih berada di bawah pencapaian sektor-sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; pertambangan; transportasi, gudang, dan telekomunikasi; serta industri makanan.

Selain yang memang digolongkan ke sektor properti yang meliputi perumahan, kawasan industri, dan perkantoran, investasi real estat juga masuk ke dalam kelompok sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi serta konstruksi.

Gudang, yang merupakan salah satu subsektor properti, bersama transportasi dan mencatatkan PMDN sebesar Rp17,6 triliun atau sekitar 15,5% dari keseluruhan PMDN. Sementara itu, konstruksi mencatatkan PMDN sebesar Rp10,3 triliun atau 9,1% daroi total PMDN sepanjang 3 bulan kuartal III tahun ini.

Adapun untuk PMA, pergudangan bersama transportasi dan telekomunikasi mencatatkan nilai investasi sekitar US$600 juta dan berada di posisi kedua di bawah kelompok sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya.

Secara keseluruhan baik PMDN maupun PMA, sektor properti yang diwakili perumahan, kawasan industri, dan perkantoran tetap yang terbesar yakni mencapai Rp28,1 triliun atau mencakup 13% dari total PMA dan PMDN pada kuartal III.

PERKANTORAN MENGEJUTKAN

Rumah tapak memang menjadi motor penggerak bisnis properti yang sepanjang masa pandemi Covid-19 melesu akibat berbagai pembatasan untuk mencegah penularan virus corona tersebut yang masuk Indonesia pada 2 Marfet tahun lalu.

Perumahan tapak lebih banyak diincar end-user yang merupakan pembeli rumah pertama. Kaum milenial menjadi salah satu bidikan pengembang yang dijaring melalui berbagai pameran perumahan terutama dengan cara virtual atau daring.

Oleh karena itu, sebenarnya tidak terlalu mengejutkan apabila investai pengembang lebih banyak diarahkan ke perumahan tapak ketimbang subsektor properti lainnya.

Akan tetapi, bertahannya perkantoran sebagai salah satu subsektor properti yang diminati investor atau developer, bahkan sejak kuartal I tahun ini, dapat dikatakn cukup mengejutkan.

Hal itu agak menyimpang dari prediksi para praktisi bisnis properti termasuk kalangan konsultan. Sebagai contoh, pada pertengahan bulan lalu, konsultan bisnis properti Colliers International Indonesia mengemukakan bahwa pemulihan bisnis properti subsektor perkantoran memerlukan waktu yang lebih panjang apabila dibandingkan dengan sejumlah subsektor lainnya, apalagi dengan perumahan tapak.

Menurut Colliers, bisnis perkantoran masih menghadapi tantangan sepanjang sisa 2021, tetapi laju penurunan sewa tampaknya melambat.

Penyerapan bersih masih negatif, tingkat hunian menurun, dan harga sewa tetap berada di bawah tekanan. Meski demikian, optimisme mulai meningkat seiring dengan langkah menuju tahun depan, terutama mengingat prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih positif.

Colliers menyarankan pemilik properti perkantoran perlu berkomunikasi erat dengan penyewa yang mungkin berisiko harus mengakhiri sewa lebih awal dan bekerja untuk mencoba mempertahankannya.

Di pasar yang kelebihan pasokan, pemilik perkantoran disarankan memprioritaskan untuk mempertahankan penyewa berkualitas baik daripada meningkatkan harga sewa.

Pemilik properti juga harus lebih akomodatif dengan menawarkan paket insentif, masa sewa yang lebih pendek, opsi dalam sewa baru, dan manfaat lain seperti menyediakan parkir dan papan nama.

Di sisi penyewa, Colliers memprediksi penghuni memanfaatkan sentimen leasing yang lemah saat ini untuk menegosiasikan persyaratan yang lebih baik sebelum jendela peluang ditutup.

Permintaan diperkirakan meningkat 1,0%–1,5% per tahun pada 2021 hingga 2025. Sektor logistik, farmasi, teknologi, dan energi akan mendorong permintaan perkantoran.

Pemulihan bisnis perkantoran juga bakal makin sulit lantaran berkembangnya pola kerja hibrida yakni campuran sebagian di rumah dan sebagian lagi di kantor. Akibatnya, pemanfaatan luas ruang kantor pun menyusut.

Dalam survei terhadap 109 responden yang dilakukan oleh konsultan properti CBRE (Coldwell Bankers Richard Ellis) global, sekitar 20% pengusaha percaya bahwa staf mereka akan bekerja dari jarak jauh rata-rata sehari per pekan.

“Sebagian besar perusahaan akan terus mengharuskan karyawan untuk menghabiskan sebagian besar pekan kerja mereka di kantor, penerapan praktik ini berdampak penurunan yang terbatas pada permintaan kantor pada masa mendatang,” ungkap survei CBRE.

Para pemimpin bisnis senior sekarang bersedia menawarkan tingkat fleksibilitas dan pilihan yang lebih besar bagi karyawan mereka meskipun mereka masih memiliki keinginan yang kuat untuk membawa pekerja kembali ke kantor. Sekitar 47% responden berniat mengizinkan pengaturan kerja campuran untuk staf mereka, menurut survei CBRE.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Syahran Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.