Bisnis, JAKARTA - Risiko stagflasi Indonesia dinilai relatif rendah dibandingkan negara-negara lain di dunia. Pemicu risiko stagflasi di negara-negara maju berbeda dengan faktor yang bisa memantik stagflasi di negara berkembang. Indonesia harus menyiasati kemungkinan terkena stagflasi dengan menghindarkan risiko yang mungkin terjadi.
Jika mampu menurunkan risiko stagflasi, Indonesia bisa survive bahkan mencapai transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Meski ancaman inflasi masih tinggi, pemulihan ekonomi Indonesia diyakini tetap berada di jalur yang tepat. Di sisi lain, faktor eksternal berupa kenaikan harga pangan dan komoditas global, serta ancaman stagflasi yang melanda berbagai negara menjadi faktor lain yang harus diperhatikan.
Sejauh ini momentum pemulihan ekonomi dalam negeri dinilai pemerintah masih terjaga. Hal ini tecermin dari masih tingginya mobilitas masyarakat dan bisnis.