Jurus Pepet Terus DP World

DP World menjajaki peluang investasi di ekosistem logistik Pelindo, mulai dari hinterland, terminal domestik, lapangan kargo, sistem jaringan, transportasi menuju dan dari pelabuhan, hingga zona industri

Anitana Widya Puspa & Rahmi Yati

1 Nov 2021 - 23.50
A-
A+
Jurus Pepet Terus DP World

Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021)./Antara

Bisnis, JAKARTA – Pengakhiran kerja sama pengelolaan Terminal Peti Kemas Surabaya oleh Pelindo III dua tahun lalu tidak membuat Dubai Port (DP) World kecewa. Salah satu operator pelabuhan terbesar di dunia itu malah melirik merger Pelindo sebagai peluang untuk kembali mengelola pelabuhan milik BUMN Indonesia.

Masuk melalui Indonesia Investment Authority (INA), DP World menjajaki peluang investasi di ekosistem logistik Pelindo, mulai dari hinterland, terminal domestik, lapangan kargo, sistem jaringan, transportasi menuju dan dari pelabuhan, hingga zona industri. 

Rencana penjajakan itu dikukuhkan dalam perjanjian kemitraan strategis DP World dengan INA senilai US$7,5 miliar atau sekitar Rp106,5 triliun. Bahkan untuk memuluskan penjajakan, keduanya membentuk konsorsium dan tim kerja.

CEO DP World Group Sultan Ahmed Bin Sulayem mengakui potensi besar Indonesia sebagai salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia, serta penuh dengan proyek-proyek pemerintah untuk meningkatkan fasilitas pelabuhan. 

"Melalui kemitraan kami dengan INA, kami berkomitmen untuk mendukung inisiatif nasional yang menciptakan nilai dan mendatangkan keahlian untuk memodernisasi infrastruktur maritim Indonesia,” ujarnya, Senin (1/11/2021).

CEO dan Managing Director DP World Asia Pacific and Australasia, Glen Hilton, menambahkan perusahaan akan fokus membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan Pemerintah Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya untuk menciptakan arus perdagangan global yang berkesinambungan. 

Jebel Ali Port di Dubai, Uni Emirat Arab, salah satu pelabuhan yang dikelola oleh DP World./www.dpworld.com

DP World juga akan memperkenalkan praktik kelas dunia yang dimilikinya kepada Indonesia, termasuk optimasi operasional, inovasi layanan, teknologi disruptif, dan prinsip-prinsip keamanan penanganan logistik. 

Teknologi logistik terkini yang akan diperkenalkan mencakup otomasi penuh untuk mencapai efisiensi, sistem hyperloop untuk pengiriman kargo yang lebih cepat, serta penerapan transportasi kargo berkelanjutan yang 100% berbasis listrik.

DP World juga akan memanfaatkan platform investasi bersamanya dengan Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ). Sejak platform itu diluncurkan pada 2016, DP World telah berinvestasi di 12 terminal pelabuhan secara global.

DP World adalah salah satu operator pelabuhan laut dan terminal kargo darat terbesar di dunia, membentang dari pelabuhan di London dan Antwerpen hingga hub di Afrika, Rusia, India, dan Amerika Serikat.

DP World sepanjang Januari-September menangani bongkar muat peti kemas 54,8 juta TEUs di seluruh dunia, naik 11,9% year on year. Khusus pada kuartal III/2021, throughput DP World mencapai 19,8 juta TEUs, tumbuh 8,1% yoy alias di atas pertumbuhan industri 6,4% yoy. Volume ini terutama berasal dari Asia Pasifik, India, Timur Tengah, Afrika dan Australia dengan kinerja yang cukup kuat dari Qingdao (China) Mumbai (India), dan Sokhna (Mesir).

Sementara itu, Direktur Utama INA Ridha Wirakusumah mengatakan kerja sama dengan DP World memungkinkan Indonesia menyelesaikan masalah biaya tinggi logistik dan inefisiensi pelabuhan. 

"Mengikuti proses seleksi mitra yang ketat dari INA, kami yakin DP World dapat bekerja sama dengan baik dengan kami untuk menciptakan jaringan pengiriman domestik yang kuat dan menjadi nilai tambah bagi investor, bisnis," ujarnya.

JANGAN SAMPAI IDLE

Sementara itu, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai rencana INA bersama dengan DP World membentuk konsorsium dan tim kerja untuk menjajaki investasi ke tubuh Pelindo merupakan langkah yang luar biasa. Artinya, Pelindo mampu meyakinkan calon investor.

Langkah selanjutnya adalah pemilihan pelabuhan eksis yang akan dikembangkan. MTI mengestimasi modal Rp100 triliun akan mampu merevitalisasi dan mengembangkan 20 pelabuhan eksis dengan cara yang efisien.

Ketua Forum Transportasi Laut MTI Leny Maryouri mengatakan konsorsium dapat memilih pelabuhan sesuai hierarki, mulai dari international hub port, distributor and collector ports, sampai dengan feeder ports untuk menciptakan jaringan sistem logistik yang optimal dan efisien.

“Jangan sampai dana diinvestasikan pada lokasi pelabuhan yang salah sehingga menjadi resource yang idle," tuturnya.

Namun, Direktur Eksekutif the National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menganggap aneh niat DP World yang ingin masuk kembali ke pengelolaan pelabuhan Pelindo mengingat kerja sama di TPS justru diakhiri oleh Pelindo III –sebelum merger—pada 2019.

“Yang saya khawatirkan DP World ini komitmennya enggak jelas,” ujarnya.

Selain itu, rencana penjajakan DP World semestinya dapat dilakukan langsung secara business to business dengan Pelindo.

Menurutnya, investasi melalui jalur INA hanya akan memperpanjang proses dan memperbesar biaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Sri Mas Sari

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.