Bisnis, JAKARTA — Potensi pelebaran defisit neraca keuangan PT Pertamina (Persero) kian menganga, sejalan dengan terus meningkatnya harga keekonomian bahan bakar minyak atau BBM yang mengikuti harga minyak mentah dunia.
Arus kas operasional BUMN migas itu yang tercatat negatif US$2,44 miliar pada Maret 2022 bahkan berpotensi membengkak hingga US$12,98 pada akhir tahun ini karena terdampak kenaikan harga minyak mentah dunia.
Apalagi, Pertamina sampai hari ini masih mengimpor minyak dari negara lain akibat lonjakan konsumsi di dalam negeri yang tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas produksi. Konsumsi bahan bakar nasional diproyeksikan terus meningkat, sedangkan kapasitas produksi tidak banyak berubah.
Baca juga: Pil Pahit yang Sulit Ditelan Meski Subsidi BBM Kian Meradang