Bisnis, JAKARTA— Volatilitas harga komoditas memiliki dinamika yang sulit diprediksi lantaran faktor keteganggan geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan. Kondisi ini menjadi faktor risiko bagi ekonomi Indonesia dan global, yang kemudian juga dapat menghamtam komoditas primer Indonesia, termasuk crude palm oil atau CPO.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut harga komoditas terpantau masih tinggi, meskipun ada juga komoditas yang mengalami penurunan harga, salah satunya komoditas minyak sawit mentah atau CPO.
Menurutnya, beberapa komoditas cenderung menunjukan penurunan, seperti harga gas alam dan CPO yang turun dari puncaknya dari US$1.700 per ton sekarang US$800 per ton atau mendekati US$900 per ton. Meskipun, capaian harga itu membaik dibandingkan sebelumnya yang sempat menyentuh US$700.
Pada 2022, sejumlah katalis negatif menghampiri CPO, salah satunya adalah kebijakan Presiden Joko Widodo atas penghentian sementara ekspor CPO. Jokowi secara resmi mengumumkan melarang ekspor CPO dan sejumlah produk turunannya pada 28 April 2022. Pasar menilai keputusan Indonesia menghentikan ekspor CPO merupakan sebuah keputusan yang luar biasa yang tidak pernah diduga.