Bisnis, Jakarta – Ekonomi global mengalami pasang surut sepanjang 2022 seiring dengan pecahnya perang Rusia di Ukraina dan pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat yang telah berhasil menciptakan pukulan bagi perekonomian negara maju dan berkembang.
Invasi Rusia di Ukraina telah memperparah kondisi rantai pasok yang belum pulih akibat pandemi Covid-19. Kenaikan harga energi dan komoditas pangan secara otomatis telah menciptakan gelombang inflasi di negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa.
Peperangan Rusia, negara pemasok energi terbesar bagi Uni Eropa telah memicu kelangkaan energi di Benua Biru. Belum lagi inisiasi negara Barat untuk menerapkan sanksi impor minyak yang bisa memengaruhi harga minyak dunia dan sikap dingin Rusia untuk memutus pasokan gas ke Uni Eropa.
Ketidakpastian ekonomi yang dipicu oleh inflasi telah membuat sejumlah lembaga internasional memangkas prospek ekonomi global. Kenaikan indeks harga konsumen (IHK) telah merangsang bank sentral untuk menaikkan suku bunga, membuat pertumbuhan ekonomi menjadi taruhannya.