Kaleidoskop 2022: Menilik Geliat 10 Aksi Akuisisi Bank

Sebanyak 10 aksi korporasi akuisisi bank terjadi sepanjang 2022. Aksi ini tidak terlepas dari faktor desakan OJK untuk bank-bank kecil agar segera memenuhi modal inti minimum senilai Rp3 triliun pada akhir tahun ini.

Emanuel Berkah Caesario

22 Des 2022 - 18.59
A-
A+
Kaleidoskop 2022: Menilik Geliat 10 Aksi Akuisisi Bank

Ilustrasi akuisisi. Sumber: Canva

Bisnis, JAKARTA – Tahun 2022 menjadi tahun yang penuh dengan aksi konsolidasi perbankan. Tercatat setidaknya ada 10 aksi korporasi berupa akuisisi bank yang terjadi sepanjang 2022. Banyaknya aksi korporasi tahun ini didorong oleh upaya pemenuhan modal inti minimum Rp3 triliun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah, mengatakan bahwa aturan ketentuan modal inti Rp3 triliun hingga 31 Desember 2022 memaksa bank untuk menebalkan modalnya. Alhasil, banyak bank kecil yang kemudian diakuisisi oleh bank besar maupun teknologi finansial (fintech).

PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) yang telah resmi berganti nama menjadi PT Krom Bank Indonesia Tbk. misalnya diakuisisi oleh PT Finacel Teknologi Indonesia atau Kredivo. Untuk memenuhi ketentuan modal intinya, Krom Bank juga menerbitkan saham baru atau rights issue dengan Kredivo sebagai pembeli siaga.

PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) yang belum memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun juga dibeli oleh PT Takjub Financial Teknologi (Ajaib Sekuritas).

Selain untuk memenuhi ketentuan modal inti, langkah akuisisi perbankan juga dilakukan untuk pengembangan ekosistem digital. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), misalnya, mengambil alih 63,92 persen saham PT Bank Mayora.

Piter mengatakan bahwa aksi korporasi semacam itu masih akan marak tahun depan.

"Konsolidasi pada tahun depan dilakukan untuk mengantisipasi eranya bank digital. Bank berkonsolidasi karena memerlukan modal besar dan juga kolaborasi untuk membangun ekosistem digital,” ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Berikut daftar akuisisi bank selama 2022:

 

1. Krom Bank Indonesia diakuisisi oleh induk Kredivo 

FinAccel Pte Ltd, induk usaha platform layanan bayar tunda (BNPL) atau paylater Kredivo resmi menjadi pemegang saham mayoritas Krom Bank Indonesia lewat PT FinAccel Teknologi Indonesia pada April 2022.

Per November 2022, induk Kredivo itu telah menguasai 75 persen saham di Krom Bank Indonesia. Selain induk Kredivo, saham Krom Bank Indonesia dimiliki oleh Sundjono Suriadi dengan porsi kepemilikan 4,91 persen, PT Sun Land Investama dengan porsi kepemilikan 4,26 persen, dan PT Sun Antarnusa Investment dengan porsi kepemilikan 4,17 persen.

 

2. Bank Victoria Syariah diakuisisi oleh VICO

PT Victoria Investama Tbk. (VICO) menggelontorkan dana sebesar Rp288 miliar untuk mengambil alih saham PT Bank Victoria Syariah.

Dengan demikian, maka VICO menjadi pemegang saham Bank Victoria Syariah dengan kepemilikan saham 80 persen. Sisanya, PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) yang memiliki 19,99 persen saham.

Upaya akuisisi itu dilakukan agar Bank Victoria Syariah bisa memenuhi ketentuan modal inti minimum dari OJK. Melalui akuisisi, Bank Victoria Syariah menjadi anggota dari kelompok usaha bank (KUB) Bank Victoria International. 

Tergabungnya Victoria Syariah sebagai anggota KUB BVIC menggugurkan kewajiban perusahaan untuk memenuhi kewajiban memiliki modal inti setidaknya Rp3 triliun pada akhir tahun ini. 

 

3. Bank Sahabat Sampoerna diakuisisi oleh Xendit

Perusahaan fintech, Xendit resmi menggenggam 14,96 persen saham PT Bank Sahabat Sampoerna pada April 2022.

Namun, saham mayoritas bank tersebut masih dikuasai oleh PT Sampoerna Investama dengan porsi kepemilikan 64,24 persen. Kemudian, PT Cakrawala Mulia Prima mempunyai saham 14,28 persen di Bank Sahabat Sampoerna.

 

4. Bank Bumi Artha diakuisisi oleh Ajaib

Ajaib Group melalui PT Takjub Finansial Teknologi (TFT) terus mempertebal porsi kepemilikannya di PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) pada tahun ini. 

Per November 2022, porsi kepemilikan Ajaib di Bank Bumi Arta mencapai 40 persen. Dengan masuknya Ajaib, kepemilikan PT Surya Husada Investment di BNBA pun terdilusi menjadi 25,45 persen. Selain itu, PT Dana Graha Agung memiliki 15,27 persen kepemilikan, dan PT Budiman Kencana Lestari mempunyai 10,18 persen porsi kepemilikan di BNBA.

 

5. Bank Jasa Jakarta diakuisisi oleh WeLab dan Astra

PT Astra International Tbk. (ASII) melalui PT Sedaya Multi Investama (SMI) atau Astra Financial bersama WeLab Sky Limited telah mengakuisisi PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) senilai US$500 juta.

Dengan akuisisi tersebut, WeLab dan Astra Financial masing-masing memiliki saham BJJ sebesar 49,56 persen, dan menjadi pemegang saham mayoritas sekaligus pengendali.

Setelah akuisisi itu, keduanya akan menjadikan Bank Jasa Jakarta sebagai bank digital di Indonesia pada tahun depan.

 

6. Bank Mayora diakuisisi oleh BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) resmi mengambil alih 63,92 persen dari saham yang ditempatkan dan disetor di PT Bank Mayora dan pembelian saham lama milik International Finance Corporation (IFC) pada Mei 2022.

Dengan pengambilalihan itu, perseroan memegang sebanyak 1.198 229 838 saham Bank Mayora.

 

7. Bank Index Selindo diakuisisi oleh Modalku dan Carro

Grup Modalku dan platform jual-beli mobil Carro terlibat investasi ke Bank Index (PT Bank Index Selindo) dengan nominal tak disebutkan pada tahun ini.

Merujuk laporan keuangan Bank Index pada kuartal III/2022, Modalku menjadi pemegang saham melalui Funding Asia Group, Pte. Ltd dengan kepemilikan 10 persen saham Bank Index. Sementara, Carro mempunyai porsi kepemilikan 5 persen di Bank Index melalui Trusty Cars, Pte. Ltd.

 

8. Bank Maspion diakuisisi oleh Kasikorn Vision Financial

Kasikorn Vision Financial Company Pte. Ltd. (KVF) resmi borong saham PT Bank Maspion Indonesia Tbk. (BMAS) milik konglomerat Alim Markus pada Oktober 2022. Per November 2022, KVF memiliki porsi kepemilikan 62,3 persen di Bank Maspion.

Proses akusisi dilakukan KVF dengan cara mencaplok 40 persen saham PT Alim Investindo, PT Maspion, PT Husin Investama, PT Maspion Investindo, dan 5 orang pemegang saham individual di Bank Maspion.

Selain itu, KVF juga ikut menyerap haknya dalam rights issue Bank Maspion per November. KVF ambil bagian atas 4 miliar saham baru dalam PMHMETD II Bank Maspion.

KVF juga diperkirakan merogoh kocek sekitar Rp4,08 triliun dalam rights issue itu. Sementara, pemegang saham lainnya PT Alim Investindo mengeluarkan dana taktis sekitar Rp124,3 miliar. Dengan begitu, Bank Maspion telah memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun. 

 

9. Bank Amar diakuisisi oleh Investree 

Perusahaan fintech lending, Investree Group resmi menggenggam sebanyak 18,4 persen saham PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) atau Amar Bank pada Mei 2022.

Namun, saham mayoritas Bank Amar masih dikendalikan oleh Tolaram Group Inc. (Tolaram) dengan porsi kepemilikan 59,4 persen per November 2022.

 

10. UOB akuisisi bisnis consumer Citibank

UOB Group (UOB) telah mengakuisisi bisnis consumer banking milik Citibank, N.A Indonesia pada Januari 2022. Namun, proses jual beli aset serta liabilitas yang terkait dengan consumer banking kepada UOB Indonesia ditargetkan rampung tahun depan. 

(Reporter: Fahmi Ahmad Burhan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.