Kantongi Dana IPO, SEMA Bidik Pasar Kendaraan Listrik

SEMA berhasil meraup dana segar sebesar Rp 62,46 miliar pada IPO yang dilaksanakan pada Selasa (10/1/2021).

Rinaldi Mohammad Azka

10 Jan 2022 - 17.29
A-
A+
Kantongi Dana IPO, SEMA Bidik Pasar Kendaraan Listrik

Bisnis, JAKARTA - PT Semacom Integrated Tbk secara resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 10 Januari 2022. Semacon pun menjadi emiten kedua yang melantai di pasar modal Indonesia tahun ini. 

Saham emiten berkode SEMA itu pun cukup diminati oleh para investor. Tercermin dari permintaan yang melebihi pesanan (oversubscribes) hingga 40 kali dari dari porsi pooling. Dalam aksi korporasi kali ini, perseroan juga menerbitkan Waran Seri I dengan nilai maksimal 173,50 juta waran I sebagai pemanis (sweetener). 

Saham SEMA pun terus menjadi incaran investor sesaat setelah tercatat di BEI. Bahkan dalam waktu 7 menit sejak pertama perdagangan, saham SEMA langsung terkena auto reject atas (ARA). 

Harga saham SEMA pun tercatat naik 34,44 persen atau 62 poin ke level 242 dari harga penawaran umum perdananya di level 180. Kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp325,97 miliar dengan volume perdagangan saham mencapai 7,04 juga dengan perdagangan mencapai Rp1,7 miliar, serta frekuensi perdagangan hingga 956. 

Di sisi lain, perseroan memperoleh dana dari hasil IPO hingga Rp 62,46 miliar. Dana tersebut didapat dari melepas 347 juta saham baru atau setara 25,76 persen dari modal disetor dengan harga penawaran Rp 180 per saham. 

Dana dari hasil IPO tersebut seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan, di antaranya pembelian persediaan, biaya penelitian dan pengembangan, serta biaya pemasaran dan promosi. 

 


Kembangkan Bisnis SPKLU

Direktur Utama Semacom Integrated Rudi Hartono Intan optimistis kinerja perseroan bakal semakin moncer seiring dengan komitmen pemerintah yang ingin mengoptimalkan sumber energi baru terbarukan (EBT) sebagai sumber energi alternatif. Apalagi, Indonesia menjadi salah satu negara dengan potensi sumber EBT sangat melimpah. 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun menargetkan peningkatan bauran energi nasional dari sumber EBT pada tahun 20258 sebesar 23 persen dan pada tahun 2050 sebesar 31 persen. Posisi saat ini penggunaan energi terbarukan di Indonesia baru mencapai kisaran 13 persen dalam komposisi bauran energi secara keseluruhan. 

Demi meningkatkan efisiensi pencapaian target bauran 23 persen pada 2025 tersebut, PLN telah menyatakan perlunya penambahan 3.200 Mw modul surya. "Dengan mempertimbangkan potensi bisnis yang ada, dan kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan modul surya sebagai bagian dari energi terbarukan, kami telah mempertimbangkan dan mengkaji pengembangan bisnis untuk pengerjaan Inverter Modul Surya dan BOS (Balance of System) Modul Surya," sambung dia. 

Selain itu, SEMA membidik pasar mobil listrik dengan memberikan dukungan dalam membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Hal ini sejalan dengan misi pemerintah untuk mengembangkan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau Battery Electric Vehicle untuk Transportasi Jalan, sebagaimana yang tertera dalam Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2019. 

"Kami juga membidik pasar penyedia energi melalui produksi baterai untuk keperluan perusahaan telekomunikasi dan SPKLU," pungkas Rudi. 

Produk panel listrik PT Semacom Integrated Tbk.



Terkait dengan kinerja usaha tahun lalu (per Juni 2021), SEMA mampu mencetak pendapatan Rp60,9 miliar atau naik 33,76 persen dari Rp45,53 miliar pada Juni 2020. Untuk laba bruto perseroan tercatat sebesar Rp19,36 miliar atau naik dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp13,82 miliar. Sedangkan untuk laba per saham yaitu sebesar Rp5,93 per lembarnya. 

Sementara itu, untuk laba bruto terhadap penjualan pada periode tersebut mengalami kenaikan sebesar 31,79 persen atau lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada tahun sebelumnya sebesar 29,68 persen. 

Selanjutnya, total EBITDA terhadap penjualan tercatat naik 11,94 persen. Kemudian total aset SEMA per Juni 2021 tercatat sebesar Rp146,95 miliar, meningkat dari periode yang sama pada 2020 yang tercatat hanya Rp141,03 miliar. Jumlah ini terdiri dari aset lancar sebesar Rp118,47 miliar dan aset tidak lancar sebesar Rp28,48 miliar.

Adapun perseroan memperoleh lisensi dari Siemens pada tahun 2009 untuk memproduksi panel-panel type-tested dan berlanjut pada tahun 2018 dari Hyundai Electric. Perseroan memiliki satu fasilitas produksi di Gunung Sindur, Bogor dengan kapasitas produksi per tahun masing-masing sebesar 685 kubikel panel listrik, 3.250 unit enclosure dan 7.000 unit baterai listrik. 

Pabrik ini dilengkapi dengan fasilitas CNC line, uji coba (Dielectric Test & Secondary Injection), R&D, serta gudang material. Di samping menjual produk, perseroan juga memiliki jasa rekayasa dan pemasangan instalasi listrik pada proyek PLN maupun perusahaan swasta untuk produk-produk perusahaan maupun produk-produk lainnya. 

Jasa rekayasa dan instalasi ini pada awalnya memberikan kontribusi cukup besar bagi SEMA. Pada 2020, kontribusinya menjadi lebih kecil dibandingkan produksi panel listrik bagi keseluruhan pendapatan SEMA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.