Karena Omicron, Pemulihan Ekonomi Tak Secepat Prediksi Awal

Varian yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan ini berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah akan berupaya serius mencegah penyebarannya.

Wibi Pangestu Pratama

30 Nov 2021 - 14.40
A-
A+
Karena Omicron, Pemulihan Ekonomi Tak Secepat Prediksi Awal

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat tiba di depan Ruang Rapat Paripurna I untuk menghadiri Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020)./Bisnis-Arief Hermawan P.

Bisnis, JAKARTA – Perlambatan ekonomi pada kuartal III/2021 akibat penyebaran virus corona varian delta dan perkembangan varian omicron pada pengujung tahun membuat pertumbuhan produk domestik bruto tahun ini hanya akan maksimal 4 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan PDB tahun ini akan berkisar 3,5-4 persen, di bawah proyeksi sebelumnya 3,7-4,5 persen. Dia mengatakan pemberat pemulihan ekonomi tahun ini adalah lonjakan kasus Covid-19 awal tahun setelah libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 yang membuat PDB terkontraksi.

Ekonomi memang sempat rebound dengan pertumbuhan fantastis pada kuartal II/2021, tetapi kemudian melambat pada kuartal berikutnya akibat serangan varian delta setelah libur Idulfitri.

"Kinerja ekonomi sepanjang 2021 ini akibat kesulitan yang dialami pada kuartal I/2021… Lalu, adanya gelombang penyebaran varian delta pada Juli sampai dengan pertengahan Agustus," jelas Sri Mulyani adala acara The 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021, Selasa (30/11/2021).

Pemerintah saat ini memperhatikan perkembangan munculnya varian baru omicron. Sri Mulyani mengatakan, langkah pengendalian omicron pada prinsipnya sama dengan upaya menghadapi varian delta, yakni fokus menjaga aspek kesehatan.

Menurutnya, varian yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan ini berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah akan berupaya serius mencegah penyebarannya.

"Kasus Covid-19 yang terkendali menjadi salah satu modal untuk menjalankan kegiatan ekonomi, tetapi tetap dengan disiplin kesehatan dan juga kewaspadaan, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru," ujarnya.

Sri Mulyani mengatakan APBN tetap menjadi instrumen penting untuk mencegah penyebaran varian omicron. Realisasi belanja APBN kesehatan telah mencapai Rp202 triliun hinggaOktober 2021, naik hingga 67,8 persen year-on-year (YoY). Belanja kesehatan digunakan untuk belanja vaksin Covid-19, pembayaran insentif tenaga kesehatan, dan biaya perawatan.

Selain itu, terdapat program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang menyasar para pelaku usaha, masyarakat miskin dan rentan miskin, hingga subsidi untuk berbagai keperluan rumah tangga. Realisasi PEN masih berkisar 66 persen.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, hingga Senin (29/11/2021), varian omicron sudah teridentifikasi di 13 negara, meliputi Afrika Selatan, Australia, Belgia, Botswana, Hongkong, Inggris, Israel, Italia, Republik Ceko, Austria, Belanda, Denmark, dan Jerman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Sri Mas Sari
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.