Bisnis, JAKARTA - Masih ingat proyek pembangunan base transceiver station (BTS) 4G di 4.200 desa terluar, terdepan dan tertinggal? Ya, program itu molor setelah target yang ditetapkan tidak tercapai. Kekacauan pengelolaan program disinyalir menjadi sebab.
Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memulai program ini pada akhir 2020. Badan layanan umum (BLU) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia (Bakti) mendapat penugasan langsung dalam pembangunan proyek ini. Kementerian menargetkan pembangunan selesai akhir 2021.
Proyek ini dimulai berdasarkan fakta bahwa 12.584 desa dan kelurahan belum mendapat akses internet. 9.113 desa dan kelurahan di antaranya berada di wilayah terdekat, terluar dan tertinggal (3T). Sisanya 3.435 desa dan kelurahan pada wilayah non-3T.
Dalam proyeksinya, BTS 4G di 1.209 desa dan kelurahan 3T akan terbangun pada 2020. Kemudian berlanjut pada 2021 sebanyak 4.200 desa, serta pada 2022 mampu membangun BTS di 3.704 desa dan kelurahan.