Kebanggaan Besar di Balik Sukses Rights Issue BRI

BRI sukses menggelar rights issue yang merupakan rights issue terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Hal ini sekali lagi membuktikan tingginya daya tarik pasar modal Indonesia di mata investor. Kesuksesan ini juga bakal bermanfaat signifikan bagi pembiayaan UMKM di masa mendatang.

Tim Redaksi

29 Sep 2021 - 18.37
A-
A+
Kebanggaan Besar di Balik Sukses Rights Issue BRI

Nasabah melakukan transaksi perbankan melalui anjungan tunai manditi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sukses menuntaskan aksi rights issue yang diintensikan sebagai jalan untuk membentuk Holding BUMN Ultra Mikro (UMi). Total rights issue ini berhasil mencapai Rp95,9 triliun dan menempatkannya sebagai rights issue terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.

Aksi penambahan modal melalui emisi saham baru dengan memberikan hak untuk memesan efek terlebih dahulu (HMETD) tersebut bahkan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 1,53%.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi, mengatakan bahwa right issue yang dilakukan oleh BRI tercatat sebagai yang terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, serta peringkat ketiga di Asia dan masuk tujuh besar di seluruh dunia sejak 2009.

"Right issue ini mencatatkan sejarah baru dalam pasar modal Indonesia. Di mana dengan jumlah yang telah diperdagangkan mencapai 28,2 miliar saham dan nilai transaksi mencapai Rp96 triliun," ujar Inarno dalam acara IDX Opening Bell: Right Issue BRI, Rabu (29/9).

Inarno menambahkan rights issue BRI ini merupakan hal yang membanggankan mengingat kondisi pandemi saat ini. Hal ini membuktikan investor asing masih percaya akan prospek ekonomi di Indonesia saat ini.

“Antusiasme yang sangat tinggi dari para investor baik asing maupun lokal [saat rights issue BRI] merupakan bukti bahwa dunia luar masih percaya akan prospek ekonomi Indonesia saat ini dan di masa depan,” katanya.

Hal senada pun diucapkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Menurutnya, rights issue BBRI yang menjadi bagian dari Holding Ultra Mikro merupakan bukti bahwa Indonesia  memiliki market yang besar sehingga pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan terus berlangsung.

"Tidak banyak negara punya posisi kaya kita," ujar Erick pada kesempatan yang sama.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa rights issue yang dilaksanakan oleh emiten berkode saham BBRI itu telah selesai dengan hasil yang memuaskan, terlihat dari saham yang ditawarkan terserap seluruhnya.

"Dengan nilai mencapai Rp95,9 triliun dan bahkan terjadi oversubscribed 1,53%," ujarnya.

Sunarso pun menjelaskan tugas BRI sebagai korporasi BUMN adalah untuk menciptakan nilai atau create value, baik itu economic value ataupun sosial value.

Sunarso juga mengatakan bahwa berhasilnya rights issue BBRI didukung dan berkaitan dengan visi besar BRI yang ingin menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia dan menjadi Champion of Financial Inclusion.

"Artinya, butir pertama di dalam visi kita adalah kita ingin selalu create value untuk stakeholder dan shareholder. Semangatnya memang semangat untuk selalu create value, dan kita ingin menjadi champion of financial inclusion," jelas Sunarso.

Sunarso pun mengatakan BRI akan memastikan sumber pertumbuhan baru dalam mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekaligus menjadi juara dalam financial inclusion.

"DNA BRI memanglah UMKM, maka tidak bisa tidak BRI harus menjadi jawara dan juara dalam hal financial inclusion," tegas Sunarso.

Sunarso mengatakan bahwa dalam mengembangkan value yang ada ini, stakeholder atau nasabah harus dijaga semangatnya dengan mendapatkan banyak layanan dengan biaya murah.

"Itulah tujuan yang ingin dicapai melalui sinergi dari tiga entitas besar yakni BRI, Pegadaian, dan PNM," katanya.

Menurutnya, adanya Holding UMi akan menguntungkan bagi semua pemangku kepentingan. Bagi karyawan, kehadiran holding memberikan kesempatan bagi pengembangan karier mereka secara optimal. Bagi pemegang saham, holding menciptakan ekosistem yang bakal menjadi sumber pertumbuhan baru di masa depan.

Selain itu, pemerintah juga akan mendapatkan dampak dari Holding Umi ini dari sisi economic value, termasuk dari dividen dan pajak. Sementara itu, masyarakat umum akan mendapatkan manfaat dari meningkatnya economic value yang diberikan BRI.

Selain keuntungan ekonomis, pemerintah juga akan mendapatkan manfaat lain dari terbentuknya holding ini, terutama terkait integrasi data.

"Saya kira yang paling penting adalah integrasi data grass root economy. Karena dalam menghadapi kesulitan ekonomi kita masih nggak bisa diserahkan ke pasar, maka perlu data yang besar," tekan Sunarso.

MENGGAIRAHKAN PASAR

Edhi Pranasidhi, Pengamat pasar modal sekaligus Founder Indonesia Superstocks Community, menilai aksi rights issue BRI dapat menggairahkan industri pasar modal domestik. Dia menyebut salah satu penarik dana asing ke pasar modal Indonesia berasal dari keberhasilan rights issue BRI.

 “Investor yang melakukan subscribe saat rights issue BRI bukan hanya dari dalam negeri, tapi juga pialang asing. Sehingga ini menandakan iklim yang lebih positif di pasar modal Indonesia untuk menarik minat pemodal asing masuk,” tulis Edhi dalam siaran pers.

Selain itu, dirinya menjelaskan bahwa anjloknya pasar modal Amerika Serikat atau Wall Street pada akhir perdagangan Selasa (28/9) lalu menimbulkan potensi masuknya aliran dana asing ke pasar modal Indonesia. Menurutnya, keberhasilan rights issue BBRI tersebut menjadi faktor penarik.

“Wall Street jatuh karena harga bonds 10 tahun turun, maka aset berisiko tinggi seperti saham jadinya tidak begitu menarik,” ujarnya.

Di sisi lain, lanjutnya, kenaikan yield bonds mengindikasikan investor menjual bonds untuk mengantisipasi berkurangnya likuiditas USD akibat the Fed berpotensi memulai tapering pada November 2021.

“Ke mana larinya hasil uang penjualan bonds di AS? Pasti para investor di AS nggak akan mau uangnya diam karena akan tergerus inflasi. Mereka akan mencari return yang lebih besar ke emerging market,” ujarnya.

Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan menambahkan saat ini investor institusi memiliki rencana aksi beli yang cukup besar. Bank BRI sebagai perbankan pelat merah dengan performa cukup baik dan pengelolaan risiko terjaga pun dipastikan masuk ke radar investor institusi tersebut.

"Sentimen saham Bank BUMN khususnya BBRI ke depan akan positif seiring dengan peningkatan aksi beli investor institusi di kuartal IV/2021. Untuk target price BBRI di posisi Rp4.200 dengan price to book value 2,6 kali lipat," tuturnya.

Adapun, saham BBRI ditutup naik 0,54% pada perdagangan hari ini, Rabu (29/9), ke level Rp3.740. Sepanjang tahun ini, saham BBRI tercatat masih bertahan di zona merah dengan tingkat koreksi sebesar -7,10% year-to-date (YtD).

Alfred menunjukkan pergerakan saham BBRI secara tidak langsung dikendalikan oleh momentum rights issue dengan harga relatif murah yakni Rp3.400. Dia pun menggarisbawahi potensi kinerja Holding UMi yang didanai rights issue tersebut ke depan akan sangat kuat dalam mendongkrak saham BBRI.

KOLABORASI

Terkait Holding UMi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap BRI bersama Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PMN) akan mampu mempertahankan tata kelola yang baik atau good governance dalam menjalankan bisnisnya.

Anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen meminta BRI, Pegadaian, dan PMN untuk banyak melakukan transaksi afiliasi, transaksi material, dan transaksi untuk kepentingan lainnya guna mengoptimalkan potensi pembiayaan ultra mikro.

"Itu bagian dari governance agar BUMN lebih profesional dan menjadi lebih baik," ujar Hoesen

Hoesen pun menjelaskan, OJK saat ini dalam kerangka kerja pengawasan akan menekankan pengawasannya pada kesehatan perusahaan, terutama untuk compliance dan manajemen risiko perusahaan.

"Memang harus bicara governance dan bicara risk management, di samping itu tadi bicara mengenai performance financial," jelas Hoesen.

Adapun, menurutnya rights issue yang dilakukan BRI menjawab keraguan investor, pengamat, dan pasar Indonesia secara keseluruhan terkait prospek ekonomi Indonesia.

"Bahkan keraguan terhadap pemulihan ekonomi di Indonesia. Karena memang base ekonomi kita akan ditopang pertumbuhan UMKM. Ini akan terus kita dorong dari OJK dan sangat support pengembangan UMKM," katanya.

 

(Reporter: Khadijah Shahnaz, Dionisius Damara, Lorenzo A. Mahardhika, & Dwi Nicken Tari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.