Bisnis, JAKARTA — Tidak kunjung meratanya distribusi batu bara harga khusus untuk industri menjadi pemicu industri semen nasional terus gagal mencatatkan perbaikan ekspor sebagai upaya memutus rantai oversuplai di dalam negeri.
Menurut catatan Asosiasi Semen Indonesia (ASI), ekspor komoditas bahan bangunan itu hanya mencapai 2,1 juta ton pada kuartal I/2022, merosot sekitar 25 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2021.
Ketua Umum ASI Widodo Santoso mengatakan angka ekspor tersebut terdiri atas 400.000 ton semen dan 1,8 juta ton klinker.
Permasalahannya, kata Widodo, kebijakan harga domestic market obligation (DMO) senilai US$90 per metrik ton untuk batu bara belum berjalan dengan baik meski sudah diberlakukan sejak November 2021.