Bisnis, JAKARTA - Transaksi berjalan (current account) Indonesia kembali membukukan defisit pada 2023 setelah berhasil membukukan surplus pada 2021 dan 2022. Jalur defisit ini diperkirakan berlanjut pada tahun ini.
Defisit transaksi berjalan Indonesia diperkirakan akan melebar pada tahun ini seiring dengan berlanjutnya perlambatan ekonomi global.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan bahwa perlambatan ekonomi global yang berkepanjangan berisiko memicu penurunan neraca dagang Indonesia.
“Kami memperkirakan transaksi berjalan akan mencatat defisit -1,5% terhadap PDB pada 2024, melebar dari -0,11% pada 2023, tetapi masih dalam tingkat yang terkendali,” katanya, dikutip Minggu (25/2/2024).