Bisnis, JAKARTA – Pengembang properti Duta Putra Land terus menunjukkan eksistensinya. Perusahaan real estat ini telah berdiri sejak 1983, kini sudah memiliki lebih dari 39 portofolio proyek pengembangan properti yang terdiri dari perumahan, apartemen, komersial area, office tower, superblock, dan kawasan kota mandiri.
Salah satu proyek township anyar yang tengah digarap sejak akhir 2019 lalu yakni Grand Duta City seluas 200 hektare yang terletak di jalan raya Babelan Bekasi. Dari lahan seluas 200 hektare tersebut, sebesar 80 hektare akan dijadikan sebagai area hijau yang tersebar di seluruh lahan, sedangkan seluas 120 hektare dibangun hunian dan area kormesial bagi penghuni. Nantinya, di lahan seluas 120 hektare tersebut akan dibangun sekitar 10.000an unit rumah atau sebanyak 30 hingga 40 klaster hunian maupun kormesial sebagai penunjang kawasan.
Dalam merealisasikan tahap awal pengembangan Grand Duta City, Duta Putra Land merogoh kocek tak kurang dari Rp1 triliun sebagai gross development value.
CEO Duta Putra Land Iyang Setiawan mengatakan Grand Duta City dikembangkan dengan konsep one stop living. Hal itu karena selain ada hunian, juga akan ada Central Business Distric (CBD), fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas entertainment.
“Grand Duta City ini kami perkenalkan sejak awal pandemi. Saat ini kami masih ada sisa landbank 400an hingga 500an hektare untuk pengembangan proyek eksisting maupun baru di masa mendatang,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (28/11/2022).
Direktur Marketing Duta Putra Land Ester Santoso mengatakan saat ini tengah dan telah terbangun 3 klaster dengan total 1.000 unit rumah dengan lahan seluas 12,2 hektare di kawasan Grand Duta City.
“Sebanyak 1.000 unit tersebut telah terjual habis semuanya dari klaster West Manhattan, East Manhattan, dan Carmel,” katanya.
Penjualan yang positif dari 3 klaster ini membuat Grand Duta City akan kembali memasarkan klaster keempat di kawasan Grand Duta City yakni klaster Pasadena. Klaster Pasadena akan dibangun di lahan seluas 4,3 hektare yang terdiri dari 318 unit dengan harga mulai dari Rp800 jutaan hingga Rp1 miliaran per unit.
Adapun terdapat 4 tipe rumah 1 lantai dan 2 lantai yang ditawarkan yakni rumah 39 meter persegi, 47 meter persegi, 66 meter persegi, 89 meter persegi dengan luas tanah masing-masing lahan 60 meter persegi, 72 meter persegi, 90 meter persegi, dan 90 meter persegi.
“Penjualan klaster Pasadena akan dilakukan selama setahun ini. Pada tahap pertama, akan dipasarkan 68 unit rumah 1 lantai dengan tipe lebar 5 dan lebar 6. Untuk klaster Pasadena ini 80 persen kami tawarkan rumah 1 lantai, sisanya 2 lantai. Upaya ini untuk menjangkau kalangan milenial agar punya rumah. Walaupun 1 lantai, kelebihan klaster ini didesan high ceiling berukuran 6 meter sehingga seperti 2 lantai dari tampak luar,” ucapnya.
Rencananya, pembangunan tahap 1 klaster Pasadena ini akan dimulai pada 6 bulan mendatang yang akan serah terima pada tahun 2024.
Baca Juga: Laris Manis Penjualan Summarecon SMRA Tak Kenal Pandemi
Direktur Sales Duta Putra Land Effendy Aphing menuturkan Duta Putra Land optimistis memandang cerah sektor properti di tahun depan. Keoptimisan tersebut membuat pengembang akan membuka 2 klaster baru di kawasan Grand Duta City setiap tahunnya.
Meskipun Grand Duta City diapit dengan sejumlah township lainnya seperti Harapan Jaya, Harapan Indah, Summarecon Bekasi, Summarecon Crown Gading, dan perumahan lainnya, namun diyakini produk Duta Putra Land ini dapat diterima oleh pasar. Adapun proyek anyar Summarecon Crown Gading besutan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) juga turut dikembangkan Duta Putra Land sebagai pemilik lahan.
“Grand Duta City tidak dirancang sebagai pesaing untuk kawasan hunian sejenis di sekitarnya. Sebaliknya, perumahan ini dibangun sebagai pelengkap. Karena itu, tidak akan ada pengembangan kawasan komersial yang masif. Penghuni benar-benar merasa tinggal nyaman di kawasan ini. Ini yang membedakan kami dengan perumahan lain,” terangnya.
Selain itu, lokasi Grand Duta City berada dekat dengan pintu jalan tol Cibitung — Cilincing yang terhubung dengan JORR yang rencananya beroperasi pada awal tahun 2024. “Jika tol tersebut beroperasi, maka posisi Grand Duta City akan berada paling depan dibandingkan dengan perumahan-perumahan lainnya. Proyek kami sangat diuntungkan karena paling dekat dengan pintu/akses tol Marunda. Sementara ini, saat ini melalui tol Bekasi Barat dan tol Cakung–Cilincing,” ucapnya.
Praktisi Pemasaran Leonard Suprijatna mengapresiasi pengembangan proyek baru Duta Putra Land yang berada di lokasi yang prospektif. Selain dari segi akses tol, proyek ini dinilai istimewa karena dikembangkan dengan konsep township development dengan konsentrasi dua kawasan pusat niaga (central business district/CBD) untuk kegiatan komersial dan high-building.
“Dan yang tak kalah menariknya, ke depan proyek ini akan tersambung dengan proyek besar yang merupakan proyek baru joint antara Duta Putra Land dengan Summarecon Gading. Aksesnya juga bisa melewati proyek ini,” katanya.
Jika ditilik dari sisi investasi, properti di Grand Duta City menjanjikan capital gain cukup tinggi. Alasannya, sekarang ini harga lahan di Kelapa Gading, Sedayu City, dan Jakarta Garden City sudah sangat mahal. Secara alamiah, perkembangan kota akan menuju Bekasi Utara sebagai sunrise property merupakan destinasi baru investasi properti.
Untuk diketahui, konsep pengembangan hunian lebih berfokus pada kehidupan modern, sehat dan flexible living, dengan menghadirkan desain fasad rumah kontemporer modern dengan denah ruangan yang efektif dan efisien, namun tetap mengedepankan fungsi-fungsi sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik. Selain itu dengan konsep flexible living, para penghuni dapat memiliki alternatif tata ruang yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan para penghuni. Di setiap klaster ini juga tersedia fasilitas club house, taman tematik, serta ruang bermain anak.