Kemenkop Kenalkan Skopi, Harapan Baru Perluas Pembiayaan UMKM

Pandemi Covid-19 membuat UMKM bertransformasi ke arah digital. Hal tersebut dimanfaatkan dengan adanya perangkat Skopi yang menjadi harapan baru memperluas akses pembiayaan.

Jaffry Prabu Prakoso

15 Agt 2022 - 19.44
A-
A+
Kemenkop Kenalkan Skopi, Harapan Baru Perluas Pembiayaan UMKM

JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM mengenalkan platform Solusi dan Konsultasi Pembiayaan dan Investasi (Skopi). Teknologi tersebut diharapkan menjadi harapan baru untuk pembiayaan UMKM.

Untuk mengembangkannya, pemerintah juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Himbara, Asosiasi, dan Lembaga Keuangan lainnya dalam pengembangan SKOPI.

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) atau lebih familiar di masyarakat dengan pinjaman online (pinjol) menyebutkan ikut mendukung platform Skopi.


Tangkap layar aplikasi Xplorin dari ITDC alias Pengembang Pariwisata Indonesia./Istimewa


Direktur Eksekutif AFPI Kuseryansyah menjelaskan bahwa penandatanganan nota kesepahaman terkait dukungan terhadap Skopi yang terealisasi pada Hari UMKM Nasional seiring dengan komitmen industri tekfin P2P lending dalam mendukung UMKM.

"Ini menjadi bukti bahwa industri fintech pendanaan terus berkomitmen untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi masyarakat unbanked dan underserved, khususnya UMKM," katanya keterangan pers, dikutip Minggu (14/8/2022).

Skopi merupakan platform alternatif akses pembiayaan dan konsultasi secara online kepada UMKM dalam upaya mendorong peningkatan pertumbuhan kredit dan inklusi keuangan nasional di sektor UMKM.

Skopi akan menghubungkan UMKM dengan para penyedia layanan lembaga jasa keuangan dan penyedia jasa penilaian kredit yang dapat diakses di https://skopi.kemenkopukm.go.id.

Harapannya, SKOPI mampu mendorong literasi keuangan serta memperluas akses pembiayaan dan investasi UMKM guna mendukung inklusi keuangan mencapai 90 persen pada tahun 2024.

Kus menambahkan kemajuan ekonomi nasional ke depan ditentukan bagaimana kita dapat beradaptasi dan memanfaatkan teknologi digital sebaik mungkin.

Kemenkop dan UKM mencatat selama pandemi transaksi UMKM di pasar online meningkat 26 persen. Terdapat 3,1 juta transaksi per hari serta kenaikan 35 persen pengiriman barang seperti dilansir kajian McKinsey dan Redseer.

Pandemi pun telah mendorong UMKM bertransformasi digital. Terbukti ada 19 juta UMKM masuk dalam ekosistem digital, tumbuh sekitar 137 persen dari sebelum pandemi.


Pelaku usaha UMKM menyiapkan pesanan pembeli yang bertransaksi secara online. /Bisnis - M. Faisal Nur Ikhsan


Inilah yang turut mendorong optimisme pemerintah bahwa target 30 juta UMKM masuk ekosistem digital pada tahun 2024 dapat tercapai.

Wakil Ketua Bidang Humas AFPI yang juga COO Aktivaku, Tofan Saban mengatakan bahwa industri tekfin P2P lending telah menyalurkan pendanaan ke sektor produktif sebesar Rp52,92 triliun periode Januari sampai Juni 2022, atau 43 presen dari total penyaluran industri.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Angka tersebut juga naik 44 persen dari Januari sampai Juni 2021 yang masih Rp 36,74 triliun.

Sejak 2017 hingga Juni 2022 jumlah pinjaman yang telah disalurkan 102 penyelenggara P2P lending sebesar Rp400,42 triliun. Adapun jumlah peminjam atau borrower mencapai 85,19 juta dan pemberi pinjaman atau lender 902.000 entitas dan individu.

"Industri P2P lending akan terus mendukung dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan inklusi keuangan masyarakat, khususnya melalui perannya dalam transformasi ekonomi digital sesuai dengan fokus Presidensi G20 Indonesia. Dengan demikian, kedepannya turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi," tutup Tofan. (Aziz Rahardyan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.