Bisnis, JAKARTA — Merekahnya harga komoditas pertambangan di pasar global memberi sentimen terhadap aktivitas bisnis perusahaan pembiayaan. Kebutuhan alat berat yang meningkat untuk eksplorasi berpengaruh terhadap permintaan kredit alat berat.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga September 2021, total piutang pembiayaan untuk alat berat mencapai Rp27,61 triliun. Sementara itu, piutang pembiayaan di mobil pengangkutan sebesar Rp41,03 triliun.
Jika dibandingkan secara tahunan, piutang pembiayaan alat berat dan mobil pengangkutan masih mengalami kontraksi, sama halnya dengan industri pembiayaan pada umumnya. Namun, jika dilihat secara bulanan, tren kenaikan piutang pembiayaan yang mencerminkan adanya permintaan bergerak naik sejak Juni 2021. (Lihat infografik)
Pembiayaan alat berat dan mobil pengangkutan secara total mewakili 68 persen terhadap total piutang pembiayaan produktif yang mencapai Rp100,83 triliun hingga September 2021.