Bisnis, JAKARTA - Pasar saham di Asia Pasifik langsung tergelincir akibat data inflasi China yang kuat pada April.
Biro Statistik Nasional pada Sabtu (11/5/2024) melaporkan Indeks harga konsumen (IHK) meningkat 0,3% dari tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan 0,1% pada Maret 2024 dan juga lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, dengan perkiraan median 0,2%.
Selain itu, sentimen dari jelang pengumuman pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal I/2024 juga membetot perhatian para investor. Produk domestik bruto (PDB) Jepang diperkirakan terkontraksi 1,5%, menurut poling Reuters. Hal ini bisa membahayakan rencana Bank of Japan untuk menaikkan suku bunga acuan.
Nikkei 225 Jepang ditutup 0,13% lebih rendah menjadi 38.179,46 dan Topix turun 0,15% menjadi 2.724,08 pada Senin (13/5/2024), dilaporkan oleh CNBC International.