Kesenjangan Digital, Nasib Pelajar Era Pandemi Jadi Taruhan

Para siswa yang tinggal di daerah tertinggal, terpencil, dan terdepan (3T) harus berburu sinyal telekomunikasi hingga ke kecamatan lain, bahkan dengan terpaksa harus memanjat pohon setinggi 10 meter hingga 15 meter.

7 Mei 2021 - 03.39
A-
A+
Kesenjangan Digital, Nasib Pelajar Era Pandemi Jadi Taruhan

Siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) Plus Pasawahan mengerjakan tugas sekolah di pos kamling Desa Pasawahan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis, (16/7/2020). Pelajar yang tinggal di desa terpecil terpaksa mengerjakan tugas sekolah di luar rumah lantaran keterbatasan jaringan internet sedangkan sekolah hanya bisa memfasilitasi kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring mengunakan aplikasi WhatsApp Grup serta Facebook Messenger. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Bisnis, PALEMBANG — Pandemi Covid-19 telah memaksa siswa harus melakukan kegiatan belajar dalam jaringan (daring). Namun, tidak semua siswa bisa mengikuti maupun menikmati belajar dengan cara baru di era pandemi ini, terutama mereka yang tinggal di daerah tertinggal, terpencil, dan terdepan (3T).

Bagaimana tidak, para siswa harus berburu sinyal telekomunikasi hingga ke kecamatan lain, bahkan dengan terpaksa harus memanjat pohon setinggi 10 meter hingga 15 meter.

“Jadi sejak sekolah ditutup karena pandemi, siswa harus belajar daring. Sementara sinyal internet di sini sangat susah, makanya banyak siswa yang manjat pohon karet, pohon durian untuk dapat sinyal biar bisa kirim tugas,” kata Kaharno, Kepala Desa Sungai Ceper, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan kepada Bisnis, Senin (22/2).

Susahnya untuk mendapatkan sinyal internet menjadi kenyataan yang mau tidak mau harus diterima oleh warga yang tinggal di daerah yang masuk kategori 3T tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.