Kesepakatan Besar Diteken, Kepercayaan Bisnis Properti Meningkat

Sejumlah kesepakatan besar di bisnis properti di Asia Pasifik terealisasi, menunjukkan bahwa kepercayaan investor mulai meningkat. Kesepakatan besar jarang terjadi ketika bulan-bulan awal pandemi pada 2020.

M. Syahran W. Lubis

26 Feb 2022 - 19.00
A-
A+
Kesepakatan Besar Diteken, Kepercayaan Bisnis Properti Meningkat

Perkantoran Alpharium Tower di Pangyo Korea Selatan./Mingtiandi

Bisnis, JAKARTA – Investor menandatangani serangkaian kesepakatan real estat komersial besar baru-baru ini di Asia Pasifik, tanda kepercayaan terus meningkat selepas tertekan pandemi Covid-19, menurut konsultan properti global JLL.

Pada Januari, Frasers Commercial Trust menjual Cross Street Exchange, pengembangan serba guna di pusat Singapura, seharga US$602 juta.

Tak sampai 2 pekan, gedung perkantoran Alpharium Tower milik ARA di Pangyo, Korea Selatan, diambil alih oleh Mastern Asset Management yang berbasis di Seoul dalam kesepakatan US$853 juta.

Kesepakatan besar seperti itu jarang terjadi ketika bulan-bulan awal pandemi pada 2020. Namun, minat pada kesepakatan lebih dari US$300 juta mulai muncul kembali tahun lalu, terutama di subsektor logistik yang sedang booming, ungkap JLL di laman resminya.

Contoh kasus, penjualan portofolio logistik Australia senilai US$2,9 miliar Blackstone kepada manajer real estat ESR Cayman dan GIC (Government of Singapore Investment Corporation), perusahaan dana investasi milik Pemerintah Singapura.

Stuart Crow, CEO Capital Markets, JLL Asia Pasifik, mengemukakan pandangannya bahwa kesepakatan yang lebih besar dan akuisisi platform akan menjadi hal yang biasa tahun ini, karena investor menempatkan modal untuk bekerja untuk memperluas kehadiran mereka di sektor real estat di kawasan itu, yang siap untuk pemulihan yang kuat saat ekonomi dibuka kembali.

Gedung Cross Street Exchange di Singapura./Mingtiandi

Terdapat tren serupa di Eropa, di mana transaksi besar di properti perkantoran utama meningkat setelah jeda dalam perdagangan selama masa pandemi Covid-19.

Meningkatnya ukuran transaksi terjadi di tengah momentum investasi yang kuat secara keseluruhan tahun lalu, ketika volume kesepakatan global kembali ke tingkat sebelum pandemi Covid-19.

Penawaran Besar

Ukuran kesepakatan diperkirakan terus meningkat sepanjang tahun ini di Asia Pasifik, sebagian karena beratnya perburuan modal untuk real estat komersial, di mana kekurangan alokasi portofolio berada pada tingkat yang paling parah dalam 7 tahun.

Institusi Asia mungkin harus mengerahkan 34% lebih banyak modal ke sektor real estat untuk memenuhi target 11,5% dari alokasi aktual untuk real estat dalam portofolio mereka, demikian data JLL.

Regina Lim, Kepala, Pasar Modal JLL Asia Pasifik, memprediksi momentum meningkat pada tahun ini dan memprediksi volume investasi real estat akan melampaui US$200 miliar pada 2022.

Dia mengharapkan lebih banyak kesepakatan platform, seperti akuisisi yang dilakukan ESR Cayman senilai US$692 juta pada Februari atas logistik utama dan portofolio industri di Shanghai, China, karena investor mencari eksposur ke aset yang menghasilkan pendapatan.


Dalam hal volume investasi, JLL Asia Pacific Capital Tracker 4Q21 menunjukkan logistik memimpin. Sektor ini meningkat empat kali lipat dalam total modal yang dikerahkan selama 2 tahun terakhir.

Ketertarikan investor pada logistik—dikombinasikan dengan pemulihan di seluruh sektor perkantoran, ritel, dan hotel—mendorong lonjakan 26% di pasar real estat komersial Asia Pasifik tahun lalu, dengan investasi langsung mencapai US$177 miliar.

Regina Lim mengutarakan bahwa dana yang dikumpulkan untuk investasi logistik pada 2021 meningkat 75% year-on-year (yoy) dan harus digunakan dalam 2 tahun hingga 3 tahun ke depan.

“Masih ada minat investor yang kuat di subsektor ini, sebagian karena pertumbuhan sewa yang kuat dan kesadaran yang meningkat untuk diversifikasi portofolio baik secara geografis maupun lintas sektor,” kata Regina Lim.

Sebagian besar investor percaya bahwa volume transaksi akan meningkat lebih lanjut sepanjang tahun ini, dengan setidaknya 50% menunjukkan preferensi untuk aset yang lebih besar, menurut hasil survei JLL.

“Investor menginginkan lebih banyak eksposur ke real estat Asia Pasifik untuk memanfaatkan pengembalian yang menarik dari sektor ini dan bersedia melakukan kesepakatan yang lebih inovatif untuk mendiversifikasi portofolio,” kata Regina Lim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: M. Syahran W. Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.