Bisnis, JAKARTA – Pemerintah berencana mematok target pertumbuhan 5,3 sampai 5,9 persen di tahun 2023 dan mengembalikan defisit APBN ke bawah 3 persen. Namun, di tengah proyeksi APBN 2023 itu, pemerintah harus bersiap menghadapi ancaman inflasi dan ancaman resesi global. Pendeknya, ekonomi Indonesia harus disiapkan menghadapi ujian baru seiring munculnya potensi risiko resesi pada 2023.
Sejumlah indikator menunjukkan tekanan terhadap ekonomi global. Salah satunya dari peningkatan harga komoditas.
"Harga minyak mentah tercatat terus meningkat, per Maret 2022 naik sebesar 18,58 persen mtm. Di saat yang sama, beberapa harga bahan pangan global juga mengalami peningkatan, seperti harga kedelai yang naik 8,91 persen mtm dan harga gandum dengan peningkatan sebesar 24,53 persen," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melalui siaran pers, Selasa (19/4/2022).
Itu sebabnya pemerintah terus memasang kuda-kuda, mewaspadai berbagai kemungkinan yang bisa muncul, salah satunya kenaikan harga komoditas energi dan bahan pangan yang berpotensi mendorong inflasi global.