Bisnis, JAKARTA — Penguatan modal dan kecukupan likuiditas akan memegang peran kunci bagi industri perbankan untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi pada 2023.
Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan mengalami perlambatan pada 2023 akibat kenaikan harga energi dan komoditas pangan. Hal ini diiringi dengan inflasi tinggi, pengetatan moneter, eskalasi perang Rusia-Ukraina, dan likuiditas keuangan global yang ketat.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., Royke Tumilaar, mengatakan bahwa pengelolaan likuiditas secara baik akan menjadi faktor penting untuk menunjang ketahanan bank, dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi pada tahun depan.
Selain itu, tingkat permodalan yang kuat juga akan membantu bank untuk bertahan. BNI hingga kuartal III/2022 memperlihatkan permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai. Tecermin dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang berada di level 18,9 persen dan loan to deposit ratio (LDR) berada di posisi 91,2 persen.