Bisnis, JAKARTA — Mahalnya biaya investasi untuk teknologi energi baru dan terbarukan atau EBT di Tanah Air, membuat pengembangan energi hijau itu kian menantang. Perlu adanya dukungan pemerintah, baik dari sisi kebijakan maupun pembiayaan agar ambisi untuk mengakselerasi bauran energi yang bersih dalam menekan emisi karbon dapat terwujud.
Sebagai gambaran, setidaknya dibutuhkan biaya hingga Rp3.300—Rp3.500 triliun untuk dapat mencapai netral karbon pada 2060. Untuk memensiunkan dini atau early retirement PLTU pada 18 pembangkit di sejumlah wilayah Jawa Bali seperti yang telah dipetakan pemerintah, membutuhkan dukungan dana tak kurang dari US$48,43 miliar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam satu kesempatan pernah menjelaskan bahwa kebutuhan biaya untuk mengurangi emisi karbon dan melakukan transisi energi, setidaknya mencapai US$5,7 miliar per tahun. Dengan angka fantastis tersebut, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak akan cukup untuk mencapai target netral karbon.
Baca juga: Desakan BUMN Energi untuk Mengurangi Emisi Karbon Makin Kuat