Bisnis, JAKARTA – Ambisi pemerintah untuk mencapai porsi energi terbarukan dalam bauran energi primer mencapai 23 persen pada 2025 dan target mencapai karbon netral pada 2060 membutuhkan usaha yang keras.
Pada perhelatan Presidensi G20 yang telah diselenggarakan di Bali pada akhir 2022 lalu, menguatkan komitmen Indonesia untuk bertransisi menuju energi yang berkelanjutan. Melihat jauh ke belakang, sejumlah upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menjalankan komitmen tersebut adalah dengan memperbesar target bauran Energi Terbarukan termasuk mempensiunkan dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Pada 2030 Indonesia memiliki target penurunan emisi karbon di sektor energi sebesar 358 juta ton CO2e. Untuk jangka panjang, pemanfaatan dan pengembangan EBT (energi baru dan terbarukan) ditujukan guna mewujudkan komitmen Indonesia untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.
Saat ini Indonesia masih bergantung kepada energi fosil. Porsinya bahkan lebih dari 85 persen energi yang dihasilkan masih berasal dari energi fosil. Tentunya, sumber energi fosil ini merupakan bersifat terbatas dan sangat rentan terhadap krisis. Cadangan energi fosil dalam negeri terus menurun dan Indonesia telah menjadi negara importir bersih minyak.