Kinerja Bisnis TLKM Di Jalur Akselerasi

TLKM berhasil menutup paruh pertama tahun ini dengan kinerja yang sangat baik. Kalangan analis pun meyakini prospek bisnis TLKM hingga akhir tahun ini bakal tetap cerah.

Pandu Gumilar

31 Agt 2021 - 20.55
A-
A+
Kinerja Bisnis TLKM Di Jalur Akselerasi

Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah (tengah) bersama Direktur Network & IT Solution Telkom Herlan Wijanarko (kanan) dan Direktur Wholesale & International Service Telkom Dian Rachmawan melakukan seremoni groundbreaking HyperScale Data Center Telkom di area Bekasi, Kamis (9/7)./Istimewa

Bisnis, JAKARTA — Emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. lagi-lagi berhasil mengerek kinerja keuangannya tumbuh tinggi di tengah kondisi ekonomi yang masih menantang. Kinerjanya yang solid pada paruh pertama tahun ini diyakini bakal bertahan hingga akhir tahun.

Emiten berkode saham TLKM ini berhasil mencetak pertumbuhan laba dua digit pada paruh pertama tahun ini, tepatnya tumbuh 13,38% year-on-year (YoY) menjadi Rp12,45 triliun dari sebelumnya Rp10,98 triliun pada semester I/2020. Peningkatan laba bersih ini tidak terlepas dari naiknya pendapatan.

Topline emiten plat merah itu tercatat sebesar Rp69,48 triliun. Jumlah itu naik sebesar 3,93% YoY dibandingkan dengan tahun lalu yaitu Rp66,85 triliun.

Segmen pendapatan internet masih menjadi penopang penjualan dengan torehan Rp39,57 triliun, sedangkan pendapatan dari Indihome mencapai Rp12,87 triliun. Masing-masing mengalami kenaikan sebesar 4,37% dan 24,22% YoY. Khusus di segmen mobile, pendapatan TLKM mencapai Rp33,36 triliun, tumbuh 4,7% YoY.

Kontribusi pendapatan layanan digital terhadap total revenue Telkomsel naik dari 72,4% per kuartal II/2020 menjadi 77,3% per kuartal II/2021. Pertumbuhan ini tak lepas dari besarnya basis pelanggan Telkomsel sebesar 169,2 juta orang, dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 117,7 juta pelanggan atau tumbuh 12% yoy.

Lalu lintas data segmen Mobile juga tumbuh 54,5% YoY menjadi 6,57 juta terabyte.

“Telkom berkomitmen melakukan transformasi digital secara konsisten dengan menyediakan berbagai produk dan layanan yang sesuai kebutuhan masyarakat di era kenormalan baru,” ujar Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam keterangan resmi Selasa (31/8).

Segmen Enterprise menyumbang pendapatan hingga Rp8,7 triliun atau tumbuh 12,2% yoy. Pertumbuhan segmen itu berasal dari layanan IT dan solusi konektivitas. Manajemen mengatakan strategi itu mendorong digitalisasi pelanggan korporasi melalui konektivitas yang andal sebagai core competencies perusahaan dan layanan yang beragam.

Adapun pendapatan perseroan dari segmen Wholesale & International Business juga naik 1,2% yoy menjadi Rp6,9 triliun. Peningkatan ini disebabkan adanya pertumbuhan bisnis menara telekomunikasi, data center, dan A2P service.

Manajemen TLKM menyatakan data center menjadi platform digital yang permintaannya tumbuh signifikan seiring dengan peningkatan aktivitas pemain di bisnis digital.

“Telkom akan terus menjaga dan meningkatkan kualitas layanan serta produk digital untuk digunakan seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan tingkat adopsi digital masyarakat maupun perusahaan yang kian meningkat seiring dengan situasi pandemi yang masih berlangsung sehingga mendorong terjadinya digitalisasi di segala bidang,” kata Ririek.

Saat ini jumlah aset perseroan tercatat mencapai Rp263,97 triliun dengan total liabilitas mencapai Rp153,87 triliun.

Analis Indo Premier Hans Tantio Hans merekomendasikan beli untuk TLKM dengan target harga Rp4.500 sampai dengan akhir tahun.

Dalam risetnya, dia memperkirakan pendapatan TLKM tahun ini bisa tembus Rp140,87 triliun, naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp136,46 triliun. Sementara itu, laba bersih diperkirakan mencapai Rp21,34 triliun, naik tipis dari tahun sebelumnya Rp20,80 triliun.

Menurutnya TLKM akan terus memonetisasi pelanggannya di tengah pergeseran fokus dari pangsa pasar ke pertumbuhan. Selain itu, persaingan relatif tidak terdengar karena pesaing lain tidak memotong tarif untuk tetap menjaga pangsa pasar yang aman.

IPO MITRATEL

Sementara itu, di luar capaian kinerja yang positif tersebut, manajemen TLKM juga menyiratkan anak usahanya di bidang menara akan segera melakukan aksi korporasi besar, dalam hal ini yakni initial public offering (IPO) atau pencatatan perdana saham.

Manajemen TLKM menyatakan bahwa pada paruh pertama tahun ini, Mitratel telah memiliki lebih dari 23.000 menara, tumbuh 45% YoY. Selain itu, perseroan memiliki tenancy ratio 1,57 kali dari yang sebelumnya 1,54 kali pada Juni 2020.

Manajemen mengatakan Mitratel melakukan berbagai langkah sebagai pemain tower terbesar di Indonesia. Hal itu guna mendukung beragam kebutuhan bagi TelkomGroup serta tenant lainnya.

“Sehingga Mitratel bersiap untuk mengoptimalkan value creation selanjutnya melalui aksi korporasi yang lebih besar lagi,” tulis manajemen dalam keterangan resmi.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan mengatakan pada Agustus 2021, TLKM telah mentransfer 798 unit menara ke Mitratel. Menurutnya, Mitratel kini memiliki jumlah menara yang lebih besar dibandingkan dengan kompetitor lainnya.

“TOWR memiliki 21.424 menara sedangkan TBIG 16.265 menara. Pendapatan Mitratel tahun lalu Rp13,5 triliun setara dengan jumlah pendapatan TOWR dan TBIG yang dikombinasikan,” katanya dalam riset.

Menurutnya, Mitratel berkontribusi atas 10% pendapatan TLKM. Adapun IPO rencananya akan dimulai pada akhir kuartal III/2021.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.