Bisnis, JAKARTA — Capaian kinerja positif Subholding Gas Pertamina melalui Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL) selama 3 bulan pertama tahun ini diharapkan dapat memperkuat pasokan gas di Jawa Timur.
Sebagai operator di Wilayah Kerja Pangkah, SIPL telah membuktikan kerja kerasnya mengejar ketertinggalan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 pada 2020.
Sepanjang Januari—Maret 2022 atau kuartal I/2022, total produksi minyak dan gas bumi (migas) yang dihasilkan dari WK Pangkah sudah mencapai 17.530 barel setara minyak per hari (boepd) atau 122% dari target yang ditetapkan sebesar 14.381 boepd.
Baca juga: Utak-Atik ‘Aturan Main’ Migas Demi Menggait Investasi
Kemudian dari sisi produksi gas, Blok Pangkah memproduksikan gas bumi sebesar 52,08 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) atau 122% dari rencana awal sebesar 42,81 MMscfd, sedangkan realisasi salur gas mencapai 44 MMscfd atau 123% dari target sebesar 36 MMscfd.
Sementara itu, produksi minyak mencapai 8.334 barel per hari (bopd) atau 119% dari target sebesar 7.000 bopd. Di sisi lain, produksi LPG WK Pangkah mencapai 148 metrik ton per hari (mtd) atau 138% dari target, dengan lifting mencapai 150 mtd atau 139% dari target.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengapresiasi pencapaian SIPL, dan berharap agar pencapaian tersebut dapat terus dipertahankan serta tidak terjadi hal-hal yang menyebabkan produksi dan lifting migas menurun.
Apalagi, Jawa Timur saat ini masih kekurangan pasokan gas sehingga perlu diambil langkah-langkah strategis agar gas dari WK Pangkah bisa terserap oleh konsumen yang membutuhkan.
Hal itu pula yang disampaikan oleh General Manager SIPL Khostarosa Andhika Jaya. Dia mengatakan bahwa pencapaian produksi di WK Pangkah diharapkan dapat diserap secara optimal, khususnya untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan di Jawa Timur.
“Serta memberikan kontribusi terhadap target produksi migas nasional yang telah dicanangkan pemerintah melalui SKK Migas,” ujar Khostarosa dikutip dari keterangannya, Senin (4/4/2022).
Baca juga: Mengawal Komitmen Bos Migas Hadapi Anomali Harga Minyak Dunia
Lapangan Sidayu saat ini menghasilkan sekitar 50 persen dari total produksi minyak di Blok Pangkah.
Untuk pertama kali pula produksi minyak di lapangan ini berasal dari lapisan CD carbonate dengan kontribusi terbesar dari Sumur Sidayu-3ST yang mencapai kurang lebih 2.500 bopd. “Lapisan ini juga masih menyimpan potensi tambahan sumur,” kata Andhika.
West Pangkah merupakan 1 dari 15 proyek migas—dengan investasi sebesar US$ 1,57 miliar atau setara dengan Rp21,98 triliun—yang onstream pada 2021.
Ke depannya, SIPL akan terus melakukan pengembangan lapangan Pangkah. Saat ini, SIPL tengah melakukan kegiatan survei seismik 3D seluas 500 km2 untuk mencari potensi cadangan migas baru.
Kegiatan ini tetap dibarengi dengan optimalisasi fasilitas produksi serta aktivitas well intervention untuk menjaga produksi migas.
Lapangan West Pangkah merupakan lapangan utama untuk memproduksikan gas di Blok Pangkah.
Lapangan ini masih menyimpan potensi gas dari secondary target, yaitu lapisan LTC dan UTC, yang sekarang masih ditutup di Sumur WPA-03 dan WPA-04. Lapisan tersebut nantinya akan dibuka untuk menahan laju penurunan produksi gas.
“PGN Saka akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan agar produksi migas dapat berproduksi optimal dan tersalurkan secara maksimal. Proyek-proyek baru yang dijalankan juga menjadi bentuk dukungan PGN Saka kepada negara untuk meningkatkan produksi migas nasional,” ujar Andhika.
Platform AUP-CPP-WHP B PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) di Ujung Pangkah, Selat Madura, Jawa Timur./sakaenergi.com
Untuk diketahui, PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) yang merupakan anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. kembali diberikan kepercayaan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai operator di WK Pangkah melalui SIPL dengan skema Gross Split pada 2019.
Sebagai komitmen untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, PGN Saka melakukan aktivitas pengembangan dua lapangan yaitu West Pangkah dan Sidayu yang diharapkan dapat menambah angka produksi di Blok Pangkah.
PGN Saka telah menjadi operator WK Pangkah sejak 2014, setelah berhasil mengakuisisi Hess. Hess Indonesia-Pangkah Limited yang merupakan perusahaan Amerika Serikat beroperasi di Indonesia pada 1996.
Cadangan migas di WK Pangkah mulai ditemukan sejak November 1998 kemudian berhasil menghasilkan gas pertama pada April 2007, minyak pertama pada Juni 2008, dan LPG pertama pada Maret 2009.
PGN Saka juga telah berhasil menemukan cadangan migas pada WK Pangkah di sumur eksplorasi Sidayu 3 pada Juli 2015, Sidayu 4 pada September 2016, dan Tambakboyo pada Agustus 2018.