Kinerja Membaik, Daya Tarik Saham Bank Besar Makin Kuat

Pemulihan kinerja sektor perbankan akan berdampak pada kenaikan ekspektasi investor terkait prospek perusahaan di tahun depan.

Annisa Kurniasari Saumi

28 Okt 2021 - 20.47
A-
A+
Kinerja Membaik, Daya Tarik Saham Bank Besar Makin Kuat

Nasabah bertransaksi di ATM BCA/Istimewa

Bisnis, JAKARTA — Sebagian besar emiten perbankan yang telah melaporkan kinerja keuangannya untuk periode 9 bulan tahun ini mencatatkan pemulihan kinerja yang signifikan secara tahunan. Hal ini pun membuka ruang bagi pertumbuhan kinerja saham mereka di masa mendatang.

Saat ini, keempat bank BUMN sudah merilis kinerja keuangan mereka. Hasilnya, keempatnya kompak mengalami pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba tertinggi dicetak oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), yakni 79,3% year-on-year (YoY) menjadi Rp7,75 triliun.

Dari sisi nilai, bank BUMN dengan laba tertinggi ditempati oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yakni Rp19,23 triliun, tumbuh 37,1% YoY. Capaian ini tidak terlepas dari faktor konsolidasi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) yang baru terbentuk awal tahun ini.

Sementara itu, di kalangan bank swasta, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) masih menduduki posisi puncak dengan capaian laba tertinggi, yani Rp23,2 triliun. Dengan capaian sebesar itu, BCA berhasil memosisikan diri sebagai bank dengan laba terbesar di Tanah Air.

Bank swasta lain yang mencetak pertumbuhan laba tertinggi yakni PT BTPN Syariah Tbk. (BTPS), yakni 116,2% YoY dari Rp507 miliar per September 2020 menjadi Rp1,1 triliun pada periode yang sama tahun ini. Ada juga PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) yang labanya melesat 69% YoY menjadi Rp3,15 triliun.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama mengatakan, pemulihan kinerja sektor perbankan akan berdampak pada kenaikan ekspektasi investor terkait prospek perusahaan di tahun depan.

"Kami merekomendasikan beberapa saham perbankan seperti BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, BBTN, BTPS, dan BRIS," kata Okie kepada Bisnis, Kamis (28/10/2021).

Okie menyebut, target price (TP) dari masing-masing emiten tersebut adalah Rp7.750 untuk BBCA, Rp4.350 untuk BBRI, Rp7.500 untuk BMRI, dan Rp7.450 untuk BBNI. Lalu Rp1.930 untuk BBTN, Rp4.100 untuk BTPS, dan Rp2.280 untuk BRIS.

Sementara itu, Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy merekomendasikan dua saham perbankan, yakni BBNI dan BBCA.

Robertus menjelaskan, selain peningkatan yang signifikan dalam pemulihan kerugian pinjaman dan pendapatan operasional, struktur permodalan BBNI yang lebih kuat, berpotensi mengakselerasi pertumbuhan pencairan kredit dan ekspansi bisnis BBNI di masa depan.

"BBNI baru-baru ini menerbitkan obligasi non-call 5,5 tahun perpetual senilai US$600 juta atau Rp8,4 triliun, memenuhi syarat sebagai modal AT1. BNI juga berencana melakukan rights issue awal tahun depan menyusul persetujuan DPR untuk Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp3,5 triliun," tutur Robertus.

HP Sekuritas juga berpandangan BBNI akan memainkan peran kunci dalam mengakselerasi pertumbuhan nilai ekspor Indonesia. Hal ini menyusul keberhasilan peluncuran BNI Xpora, yang telah menyalurkan pinjaman hingga Rp1,06 triliun kepada eksportir UKM, dalam 3 bulan pertama.

Sementara untuk BBCA, Robertus melihat bank milik Grup Djarum ini akan memainkan peran kunci dalam perkembangan ekonomi digital Indonesia.

Pasalnya, BBCA tercatat aktif berinvestasi di bank digital Blu by BCA dan beberapa startup teknologi seperti Julo, Qoala, GPN, Akseleran, OY, dan Agate, melalui anak perusahaannya, Central Capital Ventura.

"BBCA baru-baru ini meningkatkan modal Blu by BCA menjadi Rp4 triliun dari sebelumnya hanya Rp1,3 triliun, sehingga dapat menyalurkan pinjaman yang lebih besar di masa depan," ucapnya.

Selain itu, HP Sekuritas juga menilai dengan likuiditas BBCA yang cukup, dengan LDR sebesar 62% dan cost of credit 1,7%, dapat disalurkan lebih jauh ke dalam pinjaman dan aset obligasi yang berimbal hasil lebih tinggi.

HP Sekuritas juga berpandangan rasio dana murah atau current account saving account (CASA) yang unggul dibandingkan dengan emiten sejenis yang mencapai 78,1% pada sembilan bulan pertama 2021, berpotensi menurunkan liabilitas bunga perseroan dibandingkan dengan bank-bank BUKU IV lainnya.

HP Sekuritas merekomendasikan untuk buy saham BBNI dan BBCA dengan target price masing-masing Rp8.750 dan Rp8.500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.