Kinerja Sektor Hilir Plastik Kembali Ciamik

Peningkatan utilisasi di industri hilir plastik turut dipengaruhi oleh faktor pelonggaran sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata. 

Stepanus I Nyoman A. Wahyudi

3 Nov 2021 - 11.28
A-
A+
Kinerja Sektor Hilir Plastik Kembali Ciamik

Peserta mengoperasikan mesin cetak kemasan seusai pembukaan pameran INDOPLAS, INDOPACK, dan INDOPRINT 2016 di Jakarta/JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis, JAKARTA — Industri hilir plastik di dalam negeri mulai bergerak menuju pemulihan, seiring dengan kembali naiknya kapasitas produksi sektor tersebut memasuki kuartal IV/2021.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan utilisasi industri hilir plastik saat ini telah mencapai 80% dari kapasitas terpasang.

Mayoritas pengusaha hilir plastik pun tengah menambah mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi. 

“Banyak [pelaku industri hilir plastik] yang sudah menambah mesin untuk meningkatkan kapasitas, outputnya itu lebih bagus dibandingkan dengan mesin-mesin lama,” tutur Fajar saat dihubungi, awal pekan ini.

Di sisi lain, penambahan karyawan lebih banyak terdapat pada industri hilir plastik yang menopang kinerja sektor kesehatan dan kebersihan.

Dia menambahkan peningkatan utilisasi di hilir turut dipengaruhi oleh faktor pelonggaran sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata. 

Kan sebelumnya kami fokus pada industri makanan dan minuman. Itu semuanya bagus kecuali yang berhubung langsung dengan pariwisata. Sekarang tinggal [usaha mikro, kecil, dan menengah] UMKM yang menopang perkantoran,” tuturnya. 

Sekadar catatan, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia melesat ke angka 57,2 pada Oktober 2021 dari bulan sebelumnya 52,2. Dengan demikian, dalam dua bulan berturut-turut, PMI manufaktur Indonesia telah meninggalkan zona kontraksi. 

Menurut data terkini IHS Markit, angka tersebut menunjukkan kepercayaan diri bisnis secara keseluruhan membaik pada Oktober dengan harapan perbaikan terus berlanjut.

Selain itu, IHS Markit juga mencatat tingkat pertumbuhan itu merupakan yang tercepat sejak survei dimulai pada April 2011. 

Pada perkembangan lain, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai positif rencana perluasan cukai pada minuman bergula dalam kemasan, plastik serta peralatan makan-minum sekali pakai yang tengah digodok dalam RUU tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2022. 

Bhima mengatakan rencana perluasan cukai itu krusial untuk mengendalikan perputaran barang yang memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Meski demikian, Bhima mengakui, sejumlah industri yang bertumpu pada produk tersebut bakal mengalami penurunan omzet yang signifikan.

Hanya saja, Bhima menerangkan, persoalan utama yang mesti dipastikan terkait rencana itu adalah penggunaan dana hasil cukai dapat diserap untuk stimulus atau insentif pada sektor yang menghasilkan produk alternatif yang memiliki efek positif bagi masyarakat. 

“[Hal] yang sekarang harus didorong itu pemanfaatan dana untuk memberikan stimulus atau insentif kepada perusahaan-perusahaan yang memproduksi alat makan dari plastik daur ulang dan insentif bagi pengolahan limbah plastik,” kata Bhima.

Menurutnya, insentif pada sektor alternatif itu justru dapat menciptakan lapangan kerja yang berlipat dengan tetap memerhatikan isu lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Dengan demikian, dia menegaskan, pemanfaatan dana cukai itu mesti menjadi perhatian utama ketimbang dampak pada industri konvensional. 

“Itu yang perlu dipastikan sebenarnya karena uang cukai itu harus spesifik terkait dengan penciptaan lapangan kerja dan inovasi di lingkungan hidup,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.