Bisnis, JAKARTA— Kocek finansial teknologi atau fintech khususnya peer-to-peer (P2P) lending yang bergerak di sektor konsumtif bisa makin tebal. Kondisi tersebut didukung oleh tren belanja masyarakat yang terus mengalami lonjakan ketika teknologi digital mendorong masifnya lokapasar daring atau e-commerce.
Belum lagi, kenaikan tren berbelanja itu kerap kali tak diiringi dengan kemampuan finansial yang cukup. Alhasil, situasi itu mendorong masyarakat mencari pinjaman dana segar dan fintech P2P lending memanfaatkan hal tersebut untuk memberikan pinjaman bersifat konsumtif.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per April 2022, terdapat 26 dari 102 fintech P2P lending yang bergerak di sektor konsumtif. DataIndonesia pun merangkum data kinerja delapan fintech P2P lending konsumtif yang memiliki performa terbaik sepanjang tahun 2021. Kinerja para pemain fintech P2P lending konsumtif ditinjau dari pendapatan, laba, total aset, ekuitas, liabilitas, tingkat kemampuan bayar (TKB), hingga rating aplikasi.
Data tersebut diperoleh dari laman masing-masing fintech P2P lending konsumtif serta Google Play Store. Pencantuman data tersebut juga berdasarkan imbauan OJK melalui surat nomor S-212/NB.223/2021 tertanggal 12 Maret 2021. Dari 26 fintech P2P lending konsumtif tersebut, masih ada enam perusahaan yang belum melampirkan laporan keuangannya. Keenam perusahaan itu adalah Danakini, KLIK Kami, Sanders, Samakita, Kawan Cicil, dan Asetku.