Bisnis, JAKARTA— Ruang margin yang lebih lebar segmen pakan dan harga daging ayam yang stabil dapat menjadi sinyal positif bagi prospek emiten sektor perunggasan. Situasi tersebut juga dapat menjadi pendorong utama perbaikan kinerja.
Hingga akhir kuartal III/2022, mayoritas emiten unggas melaporkan penurunan laba bersih. Kondisi itu sebagai imbas dari beban yang naik akibat harga tinggi bahan baku yang berlanjut. Misalnya saja, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) membukukan kenaikan penjualan hingga akhir kuartal III/2022. Beban bahan baku yang meningkat membuat laba bersih Japfa melanjutkan koreksi jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2022 yang belum diaudit, penjualan Japfa selama sembilan bulan di 2022 mencapai Rp36,79 triliun, tumbuh 12,16 persen secara yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp32,80 triliun.
Pada periode tersebut, beban pokok penjualan Japfa tercatat naik sebesar 14,08 persen menjadi Rp30,64 triliun, dibandingkan dengan Rp26,86 triliun pada akhir kuartal III/2021. Alhasil, laba bersih JPFA tergerus 5,24 persen secara tahunan menjadi Rp1,42 triliun, dari sebelumnya Rp1,50 triliun. Meski demikian, laju penurunan ini membaik dibandingkan dengan koreksi sepanjang semester I/2022 yang mencapai 17,93 persen yoy.