Komitmen Himbara Jadi Tumpuan Pemulihan Ekonomi Semester II/2021

Adanya komitmen ekspansi kredit dari kalangan Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara akan menjadi penopang bagi berlanjutkan tren pemulihan ekonomi yang telah terjadi sejak kuartal II/2021.

8 Agt 2021 - 18.30
A-
A+
Komitmen Himbara Jadi Tumpuan Pemulihan Ekonomi Semester II/2021

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso dalam pemaparan kinerja semester pertama 2021 yang dilakukan secara virtual, Jumat (06/8/2021)/ Dok. BRI

Bisnis, JAKARTA — Meskipun Indonesia telah lolos dari jurang resesi pada kuartal II/2021 lalu, memburuknya kondisi pandemi pada paruh kedua tahun ini berpotensi membalikkan arah pemulihan ini. Namun, adanya komitmen ekspansi kredit dari perbankan boleh jadi bakal menopang tren pemulihan ini.  

Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan, hingga kuartal II/2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mencapai 7,07% secara tahunan atau year-on-year (YoY).

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pemerintah akan tetap aktif berupaya mengefektifkan belanja fiskal guna mendorong perbaikan ekonomi lanjutan. Namun, dia juga optimistis perbaikan kali ini disokong pula oleh mesin penggerak ekonomi lainnya, salah satunya kredit perbankan.

Erick pun menilai saat ini arah pemulihan ekonomi sudah berada sesuai jalur. Dirinya berharap melalui sinergi yang dilakukan oleh BUMN saat ini mampu mengakselerasi pertumbuhan tersebut.

"Ketangguhan, adaptif, dan kolaboratif menjadi kunci bagi kita semua untuk melalui berbagai tantangan saat ini serta bangkit dan terus membangun optimisme akan pertumbuhan ekonomi ke depan," ujar Ericknya dalam Siaran Pers Himbara, Sabtu (7/8).

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut dari sisi makro kondisi perekonomian Indonesia saat ini sudah jauh lebih baik. Kontraksi ekonomi paling dalam menurutnya telah terjadi pada kuartal II/2020 lalu, dengan realisasi -5,3%.

Kemudian, di kuartal selanjutnya ekonomi terus mencatat perbaikan hingga berhasil keluar dari resesi di kuartal II/2021 dengan pertumbuhan 7,07%. Menurutnya, hal ini merupakan salah satu hasil dari dorongan fiskal yang dilakukan sejak awal 2021.

Kebijakan fiskal telah mampu mendorong sumber pertumbuhan lain, seperti konsumsi rumah tangga yang memang memiliki porsi besar dalam perekonomian.

"Pada kuartal II/2021 seluruh komponen pertumbuhan telah mencatatkan tren positif. Ini adalah hakikat pemulihan, tidak hanya mengandalkan pemerintah, tetapi pengusaha dan masyarakat," ujar Suahasil.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyebut bank sentral telah bergerak secara optimal untuk menjaga stabilitas perekonomian dan nilai tukar.

Adapun dalam upaya menjaga stabilitas rupiah, BI telah menerapkan kebijakan intervensi di tiga pasar (triple intervention). Pertama di pasar spot, kedua Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF), dan ketiga dari sisi pasar obligasi pemerintah atau surat berharga negara (SBN).

"Dalam menjaga stabilitas perekonomian, Bank Indonesia mengoptimalkan bauran kebijakan baik itu kebijakan moneter, makroprudensial, sistem keuangan, dan berbagai kebijakan lainnya," paparnya.

KOMITMEN HIMBARA

Momentum pemulihan ekonomi ini juga disambut baik oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Ketua Himbara sekaligus Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Sunarso mengungkapkan bahwa keberhasilan ini adalah berkat sinergi dari seluruh pihak yang terlibat.

Menurutnya, pertumbuhan GDP 7,07% YoY merupakan keberhasilan kolaborasi dan orkestrasi kebijakan yang sangat baik. Menghadapi dampak pandemi, Himbara memang mengharapkan pemerintah turun tangan melalui berbagai kebijakan dan stimulus. Gayung bersambut, pemerintah pun meluncurkan banyak stimulus.

“Stimulus yang dirasakan oleh Himbara yakni government investment, government spending dan government guarantee yang menurut saya pengaruhnya sangat signifikan terhadap pemulihan ekonomi nasional,” ungkap Sunarso.

Untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional, BRI sendiri akan terus menyalurkan kredit, serta menyalurkan berbagai bantuan sosial dan berbagai stimulus dari pemerintah.

“Di mana dalam penyaluran stimulus Himbara memiliki peran yang sangat besar. Komponen keberhasilan stimulus di antaranya yakni anggaran, data, sistem, dan komunikasi kepada publik,” imbuhnya.

Sunarso menambahkan bahwa untuk menjaga momentum pertumbuhan ini tantangannya adalah bagaimana kita bisa beradaptasi dengan pandemi Covid-19.

Hal-hal terkait penyelesaian di bidang kesehatan seperti vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan yang ketat memang diperlukan, baru selanjutnya menumbuhkan bisnis. Untuk menumbuhkan bisnis, BRI akan tetap fokus di UMKM.

BRI memiliki strategi pengembangan pasar di dua area. Pertama, nasabah existing akan dibantu untuk naik kelas. Kedua, mencari sumber pertumbuhan baru yaitu nasabah yang lebih kecil dari mikro.

“Ini yang kita sebut go smaller (pinjaman lebih kecil), go shorter (dengan tenor yang pendek-pendek), dan go faster (melalui proses digitalisasi maka proses kredit menjadi lebih cepat). Dan tentunya pada akhirnya BRI ingin melayani masyarakat sebanyak mungkin, dengan biaya semurah mungkin,” tegas Sunarso.

Senada, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi mengatakan pihaknya bersama-sama dengan bank Himbara lainnya tetap berkomitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional dengan turut membantu dunia usaha dalam menghadapi kesulitan di masa pandemi ini.

“Keberlanjutan pertumbuhan di 2021 akan terus meningkat, artinya optimisme semakin kuat. Kami akan terus sinergikan strategi untuk mendukung pertumbuhan di semester II/2021 dan tahun depan," terangnya.

Bank Mandiri optimis untuk menerapkan strategi bisnis yang mendukung pertumbuhan ke depan. Hal ini mengindikasikan bahwa perbankan dan dunia usaha sudah bergerak dari siklus bertahan dari dampak Covid-19 ke siklus pertumbuhan yang lebih tinggi.

Bergeraknya siklus tersebut memang terlihat pada kinerja bisnis yang baik pada semester I/2021 yang merupakan hasil dari implementasi strategi Bank Mandiri selama ini serta dukungan berbagai stimulus pemerintah dan anggota KSSK lainnya seperti BI, OJK dan LPS.

Ke depan, diharapkan kondisi ekonomi yang semakin kondusif akan memacu pelaku usaha swasta dengan skala besar mulai merealisasikan investasinya untuk kemudian mendorong penguatan dari sisi demand atau permintaan, sehingga pertumbuhan ekonomi dan bisnis akan terus berlanjut pada semester II dan tahun depan.

Tidak berhenti di situ, Bank Mandiri sejak awal pandemi pun telah berkomitmen untuk menyediakan layanan keuangan digital yang terintegrasi bagi masyarakat retail maupun wholesale. Darmawan berharap, strategi ini dapat turut menjadi katalis pemulihan ekonomi Indonesia ke depan.

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Royke Tumilaar mengatakan, UMKM menjadi salah satu mesin pertumbuhan bagi pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang. Saat ini, banyak  UMKM yang berpotensi naik kelas dan bisa berkontribusi bagi pertumbuhan di masa depan.

“BNI akan mendukung pemain domestik. Semoga momentum ini bisa untuk akselerasi dengan mendukung UMKM. Bantuan berupa kucuran kredit sudah pasti akan diberikan. Namun, tak hanya itu saja, akan ada bantuan dari sisi mendapatkan pembeli, promosi, hingga bagaimana membuat packaging. Dukungan bagi pemain domestik ini mutlak akan diberikan,” ujar Royke.

Royke juga menyebutkan, saat ini, industri perbankan ditopang oleh empat hal dalam menjalankan bisnisnya. Pertama, digitalisasi perbankan, yang akan memotong cost of transaction, sehingga biaya layanan keuangan akan semakin murah.

Kedua, pertumbuhan PDB yang didukung oleh pemulihan harga komoditas. Ketiga, terjadi recovery yang lebih cepat di negara-negara maju sehingga potensi penetrasi menjadi terbuka lebar. Keempat, suku bunga yang rendah. Seluruhnya mendukung ke arah pemulihan perekonomian.

BNI terus membuat program strategis untuk memanfaatkan platform digital agar memudahkan ekspor dengan menggunakan jaringan BNI untuk mempertemukan UMKM dengan calon buyer.

“Kami juga akan mengoptimalkan BNI Xpora untuk memberdayakan UMKM yang belum bisa ekspor untuk berorientasi ekspor, serta jaringan BNI di luar negeri akan menjadi etalase eksportir, dan tempat untuk membuka pasar dengan buyer," ujarnya.

Selain itu BNI juga memanfaatkan momentum suku bunga rendah lewat digital platform untuk memudahkan eksportir dan non-eksportir.

Untuk itu, BNI akan menggenjot kredit tidak hanya pada komoditas, melainkan sektor hilir (downstream) guna mengoptimalkan momentum dan memberikan nilai tambah (value added) untuk Indonesia.

“Banyak sekali strategi yang kita jalankan. BNI juga mempunyai jaringan luar negeri yang cukup banyak sehingga memudahkan UMKM dan eksportir besar untuk akselerasi opportunity yang ada,” ujar Royke.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Haru Koesmahargyo juga memberikan apresiasi kepada pemerintah, regulator, dan para stakeholder yang telah pro aktif bahu-membahu dalam mendukung kebijakan pro pasar.

Haru menjelaskan sektor perumahan sendiri merupakan bisnis yang tangguh di tengah pandemi. Apalagi, pemerintah dan regulator memberikan stimulus kebijakan yang mendorong sektor perumahan.

Terbukti ketika ekonomi terkontraksi pada kuartal sebelumnya, sektor real estat tumbuh di level 2,31% YoY pada kuartal II/2020 dan 1,25% yoy di kuartal IV/2020. Ketika ekonomi tumbuh positif, lanjut Haru, sektor real estat pun ikut melaju sebesar 2,82% YoY pada kuartal II/2021.

Untuk mengoptimalkan momentum pemulihan ekonomi ini, BTN berkomitmen akan terus berupaya memperbaiki ekosistem perumahan agar dapat memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat Indonesia khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Selain fokus untuk mendukung pembiayaan rumah bagi MBR, BTN juga tengah berfokus untuk menyiapkan pembiayaan hunian bagi para milenial di urban kota yang terintegrasi TOD atau sarana transportasi dengan harga terjangkau.

Dengan adanya perbaikan ekosistem tersebut, ujar Haru, diharapkan akan dapat menopang pemulihan ekonomi nasional karena sektor perumahan memiliki dampak ganda bagi 174 industri lainnya.

“Sebagai bank yang berfokus di sektor pembiayaan perumahan, kami berkomitmen akan terus berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk memperbaiki ekosistem perumahan sehingga dapat mendorong percepatan pencapaian target penyediaan rumah di Indonesia, tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” tutur Haru.

Berbagai inovasi pun telah dilakukan Bank BTN dalam rangka mengawal pertumbuhan sektor properti. Perseroan aktif bersinergi dengan berbagai instansi, berinovasi dalam proses bisnis, hingga menghadirkan layanan digital untuk memproses pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan cepat dan mudah. (Reporter: M. Richard)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.