Bisnis, SEOUL — Korea Selatan mencari kerja sama internasional dalam upayanya untuk mengamankan pasokan larutan urea yang stabil menyusul krisis pasokan baru-baru ini.
Menurut Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Energi, Menteri Perdagangan Yeo Han-koo mengajukan permintaan tersebut selama acara "hari jejaring" untuk bantuan pembangunan resmi (official development assistance/ODA), yang mempertemukan para duta besar dan kuasa usaha dari 27 negara berkembang di Asia, Amerika Selatan, Timur Tengah dan Afrika,
"Dalam pertemuan itu, Yeo menjelaskan upaya berkelanjutan Seoul untuk menyelesaikan keterlambatan impor urea dan mencari saluran pasokan alternatif, serta meminta kerja sama Indonesia dan negara lain," kata kementerian itu seperti dikutip dari kantor berita Yonhap, Rabu (24/11/2021).
Pertemuan itu terjadi saat Korea Selatan berebut untuk mengamankan urea, cairan penting yang digunakan dalam kendaraan diesel untuk mengurangi emisi, setelah China memberlakukan pembatasan ekspor urea untuk mengatasi kekurangan pasokan domestik.
Menurut data pemerintah, selama sembilan bulan pertama tahun ini, 97,6 persen impor urea Seoul berasal dari China.
Indonesia adalah satu-satunya negara penghasil urea di antara 27 negara peserta, tetapi Korea Selatan mengadakan acara yang disiarkan melalui YouTube untuk menggalang dukungan untuk lebih banyak negara, kata seorang pejabat kementerian.
Negara-negara besar yang telah menjalin kerja sama dengan pemerintah Seoul dalam hal pasokan urea termasuk Vietnam, Arab Saudi, Malaysia, Rusia, Qatar dan Mongolia.
Dalam pertemuan itu, menteri juga berjanji untuk meningkatkan kerja sama dan bantuan dengan negara-negara dengan cara yang saling menguntungkan dengan fokus pada sektor digital dan tanggapan terhadap perubahan iklim, kata kementerian itu.