Bisnis, SEOUL — Korea Selatan berencana menggandakan lebih dari dua kali lipat plafon pinjaman suku bunga rendah kepada Indonesia selama 5 tahun ke depan dalam upaya untuk memperkuat kerja sama bilateral.
Menurut Kementerian Keuangan Korsel, seperti dikutip melalui kantor berita Yonhap, Rabu (24/11/2021), berdasarkan kesepakatan antara kedua negara, Dana Kerja Sama Pembangunan Ekonomi (Economic Development Cooperation Fund/EDCF) akan ditingkatkan menjadi US$1,5 miliar pada 2022—2026 dari US$600 juta yang dialokasikan untuk periode 2016—2021.
Korsel meluncurkan program EDCF pada 1987 dalam upaya mendukung proyek infrastruktur ekonomi dan sosial di negara berkembang.
Kementerian Keuangan Korsel mengatakan bahwa Indonesia diposisikan sebagai salah satu negara kunci dalam hal Kebijakan Selatan Baru Korea dan kedua negara telah memperdalam kerja sama di sektor energi hijau, digital, dan perawatan kesehatan.
Pemerintah Korsel juga telah memilih 22 proyek infrastruktur potensial di Indonesia untuk memperoleh pendanaan EDCF dalam upaya membantu lebih banyak perusahaan Korsel masuk ke negara Asia Tenggara.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan mengajak Korsel untuk bekerja sama dalam proyek pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membahas kerja sama bidang transportasi dengan Minister for Land, Infrastructure and Transport (Molit) Korea Noh Hyeong Ouk. Mereka berencana menjajaki peluang kerja sama pembangunan infrastruktur transportasi maupun pengembangan sumber daya manusia di semua sektor antara Indonesia dan Korsel.
"Pemerintah Indonesia memiliki sejumlah proyek pembangunan infrastruktur transportasi yang dapat dikembangkan melalui skema public private partnership [PPP] yang meliputi proyek pelabuhan, bandara, peningkatan transportasi darat, transportasi perkotaan, dan transportasi massal cepat," kata Budi melalui siaran pers, Senin (15/11/2021).
Dia menyebut Indonesia merupakan mitra strategis Korsel sehingga Molit berkeinginan untuk mengembangkan kerja sama sektor transportasi dengan Kemenhub khususnya dalam pengembangan kerja sama pembangunan infrastruktur transportasi.
Pada transportasi darat saat ini, ujar Budi, Pemerintah Indonesia dalam proses mengembangkan terminal multifungsi sebagai bagian dari simpul transportasi guna mewujudkan sistem jalan yang efektif.
"Pada transportasi perkotaan, Kemenhub sedang mengembangkan konsep pembangunan berorientasi transit/TOD untuk mengurangi penggunaan mobil pribadi dan mengintegrasikan antara jaringan transportasi umum massal," tambah Budi.
Bukan itu saja, Budi juga menyambut baik hibah yang diberikan oleh Korea International Coorperation Agency (Koica) kepada Ditjen Perkeretaapian untuk meningkatkan kemampuan kapasitas di LRT Jakarta.
Menhub juga menyambut baik partisipasi Korsel dalam pengembangan Bandara Singkawang di Kalimantan Barat untuk mendukung transportasi udara di daerah sekitarnya.