Korut, Korsel, AS, China Sepakati Berakhirnya Perang Korea

Korea Selatan, Korea Utara, Amerika Serikat, dan China pada prinsipnya sepakat mengakhiri Perang Korea. Namun, hal itu tertahan akibat adanya tuntutan dari Korut, menurut Presiden Korsel.

M. Syahran W. Lubis

13 Des 2021 - 11.46
A-
A+
Korut, Korsel, AS, China Sepakati Berakhirnya Perang Korea

Presiden Korea Selatan Moon Jae-In./SHM

Bisnis, JAKARTA – Korea Utara, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan China pada prinsipnya telah sepakat untuk menyatakan secara resmi berakhirnya Perang Korea, kata Presiden Korea Selatan Moon Jae-In. Sayangnya, menurut Moon, pembicaraan belum dapat dimulai karena tuntutan Korea Utara.

Perang Korea, yang berlangsung dari pada 1950 hingga 1953, berakhir dengan gencatan senjata dan bukan perjanjian damai.

Korut dan Korsel secara teknis berperang sejak, masing-masing didukung oleh China dan AS, dan terkunci dalam hubungan yang tegang, tulis BBC.

Pada September 2021, Kim Yo-jong, saudara perempuan kuat pemimpin Korut Kim Jong-un, mengisyaratkan bahwa negaranya dapat terbuka untuk pembicaraan, tetapi hanya jika AS membatalkan apa yang disebutnya "kebijakan bermusuhan" terhadap mereka.

Pada Senin (13/12/2021), Moon mengatakan bahwa Korut telah menetapkan permintaan ini sebagai prasyarat untuk diskusi.

"Oleh karena itu, kami tidak bisa duduk untuk diskusi atau negosiasi deklarasi ... kami berharap pembicaraan akan dimulai," tuturnya.

Pemimpin Korsel menjadikan keterlibatan dengan Korut sebagai landasan kepresidenannya dan sebelumnya berpendapat bahwa deklarasi resmi untuk mengakhiri perang akan mendorong Korut untuk menyerahkan senjata nuklirnya.

Moon, yang saat ini mengunjungi Australia, berbicara pada konferensi pers bersama di Canberra bersama dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

Pada Oktober Pemimpin Korut Kim Jong-un mengatakan pengembangan senjata negaranya diperlukan dalam menghadapi kebijakan 'bermusuhan' dari AS dan penumpukan militer di Korsel yang mengacaukan semenanjung, media pemerintah melaporkan.

Pyongyang meningkatkan kekuatan militernya hanya untuk membela diri dan tidak untuk memulai perang, kata Kim dalam pidatonya di Pameran Pengembangan Pertahanan, menurut laporan kantor berita negara KCNA.

"AS sering memberi isyarat bahwa mereka tidak memusuhi negara kita, tetapi tidak ada dasar perilaku mereka untuk membuat kita memercayai hal itu," kata Kim.

“Untuk keturunan kita, kita harus kuat. Kita harus kuat dulu. Ancaman militer yang dihadapi negara kita berbeda dari apa yang kita lihat 10, 5, atau 3 tahun lalu,” katanya, seraya menambahkan bahwa ketegangan di semenanjung Korea tidak akan mudah diselesaikan “karena AS”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Syahran Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.