KPR Tetap Pilihan Utama Konsumen, Perbankan Pasang Siasat

Kredit pemilikan rumah (KPR) masih menjadi andalan calon pembheli rumah. Kalangan bankir pun menyambutnya dengan menyiapkan sejumlah siasat untuk memacu penyaluran KPR.

M. Syahran W. Lubis

21 Mei 2022 - 18.40
A-
A+
KPR Tetap Pilihan Utama Konsumen, Perbankan Pasang Siasat

Ilustrasi pembangunan perumahan./Bisnis

Bisnis, JAKARTA – Kalangan pengembang perumahan agaknya masih mengandalkan dana sendiri atau di luar perbankan untuk merealisasikan proyek mereka.

Hasil survei Bank Indonesia memperlihatkan bahwa sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, dana dari nonperbankan masih menjadi sumber pembiayaan utama untuk pembangunan properti residensial.

Hal tersebut terindikasi dari sebesar 65,50% dari total kebutuhan modal pembangunan proyek perumahan berasal dari dana internal.

Sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi pengembang antara lain pinjaman perbankan dan pembayaran dari konsumen dengan proporsi masing-masing sebesar 20,41% dan 8,68% dari total modal.

Sumber Pembiayaan Pengembang Residensial

Sumber: Bank Indonesia

Menurut Bank Indonesia, berdasarkan komposisi dana internal, porsi terbesar berasal dari laba ditahan yakni sebesar 48,21%, yang diikuti oleh modal disetor sebesar 47,23%.

Sementara itu, dari sisi konsumen, pembiayaan perbankan dengan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) masih menjadi pilihan utama konsumen dalam pembelian properti residensial dengan pangsa sebesar 69,54% dari total pembiayaan, diikuti oleh tunai bertahap 21,79%, dan secara tunai 8,67%.

 Sumber Dana Pembelian Residensial

Sumber: Bank Indonesia

Hasil survei otoritas moneter memperlihatkan sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, pertumbuhan total nilai kredit KPR dan kredit pemilikan apartemen (KPA) secara tahunan tercatat meningkat sebesar 10,61% year-on-year (yoy).

Pencapaian tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan sebesar 9,76% yoy pada kuartal sebelumnya.

Sementara itu, ungkap Bank Indonesia, penyaluran KPR dan KPA secara kuartalan terpantau melambat, tumbuh sebesar 2,20% quarter-to-quarter (qtq), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,71% qtq.

Selanjutnya, pencairan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada kuartal I 2022 tercatat sebesar Rp5,08 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 122,01% yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan 30,73% pada kuartal terakhir tahun lalu.

Pertumbuhan Tahunan FLPP

 

Sumber: Bank Indonesia

BERLOMBA PACU KPR

Sementara itu, para pelaku dan pengamat bisnis properti optimistis perkembangan subsektor residensial akan lari semakin kencang tahun ini. Hal itu tidak terlepas dari diperpanjangnya stimulus Pajak Pertambahan Nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) hingga akhir September mendatang.

Kalangan perbankan pun menyambut positif pergerakan bisnis perumahan dengan berlomba-lomba menggenjot KPR dengan berbagai siasat.

Sebagai contoh, PT Bank CIMB Niaga Tbk. menyiapkan sejumlah strategi mulai dari produk hingga layanan guna memacu penyaluran KPR.

Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi menuturkan bahwa dari sisi produk dan program, perseroan meluncurkan kembali KPR Xtra Manfaat yang memberikan benefit berupa angsuran lebih ringan atau lunas lebih cepat, serta bunga bisa mencapai nol rupiah.

Perkembangan Suku Bunga KPR (%/tahun)

Sumber: Bank Indonesia

“Kami memahami bahwa salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan nasabah saat akan membeli properti dengan fasilitas KPR yaitu angsuran ringan. Oleh karena itu, kami menambahkan benefit tersebut ke dalam KPR Xtra Manfaat, sehingga nasabah memiliki opsi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi finansial mereka,” ujarnya.

Dia menambahkan selain melalui skema konvensional, dalam waktu dekat emiten bank dengan kode saham BNGA ini juga akan meluncurkan KPR Xtra Manfaat berprinsip syariah.

Noviady menjelaskan perseroan menyiapkan program pricing KPR yang kompetitif. Saat ini, BNGA menyediakan bunga dan masa angsuran tetap yang lebih panjang, mulai dari 6,5% fixed 8 tahun atau 7% fixed 10 tahun.

Setelah periode fixed tersebut, berlaku bunga floating dengan acuan suku bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) +6,5%.

Sementara itu, Bank OCBC NISP mengincar kaum milenial sebagai sasaran KPR-nya. Customer Solutions Retail Loan Division Head OCBC NISP Rudy Sutjiawan mengatakan berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), milenial memprioritaskan rumah berkualitas dan terintegrasi dengan simpul transportasi umum.

Menyikapi kondisi itu, lanjutnya, OCBC NISP menggulirkan program bertajuk KPR Easy Start. Dalam program ini, usia tidak jadi pembatas. Perseroan mematok usia nasabah yang dapat mengajukan KPR adalah 21 tahun hingga 45 tahun.

Plafon kredit yang disiapkan oleh emiten bank berkode NISP ini mencapai Rp5 miliar dengan penghasilan mulai dari Rp3 juta per bulan. Rudy menambahkan skema cicilan juga dibuat terjangkau dan bertingkat.

Untuk terus mendorong pertumbuhan ritel khususnya KPR, Bank OCBC NISP menawarkan suku bunga mulai dari 2,81% per tahun untuk masa fixed 1 tahun dan 3,81% per tahun untuk masa fixed 2 dan 3 tahun, berlaku hingga 31 Mei 2022.

Sementara itu, Bank Tabungan Negara menginisiasi pameran perumahan Indonesia Properti Expo (IPEX) 2022 di Jakarta selama sepekan terakhir yang direncanakan berlangsung hingga Minggu (22/05/2022). Dari ajang kitu, bank pelat merah tersebut mengincar raihan KPR Rp1,5 triliun.

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo menyatakan generasi milenial adalah target utama dari pameran tersebut. Menurut dia, populasi milenial pada tahun ini mencapai lebih dari 80 juta orang dan masih banyak yang belum memiliki rumah.

Pertumbuhan Tahunan Penjualan Rumah

Sumber: Bank Indonesia

Dalam perkembangan lain, PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia) melalui Unit Usaha Syariah (UUS) Maybank meluncurkan KPR syariah dengan equivalent rate 3,63% selama 3 tahun pertama dan 10,63% untuk 7 tahun berikutnya.

Head Shariah Banking Maybank Indonesia Romy Buchari mengatakan melalui program tersebut, pembelian properti dilakukan sesuai akad musyarakah mutanaqishah. Pembeli akan memasuki kontrak kerja sama modal antara bank dan pembeli atau nasabah untuk memiliki properti sesuai dengan nisbah yang disepakati.

Selanjutnya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membukukan pinjaman KPR sebesar Rp100 triliun per 22 April 2022.

EVP Consumer Loan BCA Felicia M. Simon menyatakan BCA akan selalu berupaya untuk menjadi perbankan pilihan utama masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas KPR.

Upaya itu diwujudkan dengan menghadirkan KPR BCA dengan bunga yang kompetitif, pelayanan yang terbaik, kemudahan proses, serta pengembangan dalam hal teknologi dan produk seperti digitalisasi dan inovasi.

Dengan ketatnya persaingan perbankan untuk mengucurkan KPR, tentu ini akan menguntungkan calon konsumen pembeli rumah. Semoga begitu adanya. (D. Damara, F. P. Martha, & Rika Anggraeni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: M. Syahran W. Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.