Laba Mengalir ke Kantong WIKA usai Restrukturisasi Utang

Lilitan utang yang selama ini membebani performa WIKA akhirnya mulai terurai hingga perusahaan itu akhirnya berbalik laba pada kuartal III/2021.

Pandu Gumilar & Dwi Nicken Tari

22 Nov 2021 - 17.07
A-
A+
Laba Mengalir ke Kantong WIKA usai Restrukturisasi Utang

Direksi PT Waskita Karya Tbk bersama Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan RIsiko Kemenkeu dalam penandatanganan perjanjian pemerintah atas pinjaman Waskita Karya sebesar Rp8,07 triliun pada Jumat (29/10/2021). - Istimewa

Bisnis, JAKARTA - Strategi restrukturiasi utang yang dijalankan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. akhirnya berbuah hasil. Meski perusahaan masih mengalami penurunan pendapatan, namun posisi bottom line menunjukkan perbaikan pada kuartal III/2021.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, emiten dengan kode saham WSKT tersebut membukukan pendapatan senilai Rp7,12 triliun. Realisasi itu turun 39,30 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp11,74 triliun.

Dengan pendapatan yang menyusun, beban pokok pendapatan Waskita Karya juga turun 37,58 persen menjadi Rp6,84 triliun dari sebelumnya Rp10,97 triliun. Sementara itu, beban umum dan administrasi membengkak 50,66 persen menjadi Rp1,15 triliun dari sebelumnya Rp768,14 miliar.

Namun, pendapatan lain-lain bersih tercatat senilai Rp3,65 triliun mampu menahan tekanan pada bottom line perseroan. Waskita Karya pun mampu mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp252,71 miliar pada akhir kuartal III/20221, atau berbalik dari posisi rugi Rp2,63 triliun pada akhir kuartal III/2020.

Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono, menjelaskan kinerja operasional dan keuangan perseroan membaik pada tahun ini, walaupun pandemi masih terjadi dan kondisi likuiditas perseroan sangat ketat. “Hingga September 2021, Perseroan membukukan pendapatan usaha Rp7,13 triliun atau sebanding dengan 32,37 persen pendapatan usaha sebelum Covid-19,” tulis Destiawan dalam siaran pers, Senin (22/11/2021).

Lebih lanjut, kondisi laba perseroan yang mulai terangkat disebut berasal dari implementasi strategi restrukturisasi yang berdampak pada kinerja kuartal III/2021. Destiawan menunjukkan beban pokok penjualan turun 42,30 persen, beban keuangan turun 39,80 persen, dan beban lainnya - bersih turun 44,50 persen.

Ke depannya, Waskita Karya berkomitmen untuk terus menjaga kesehatan keuangan dengan mengurangi kerugian secara signifikan menjelang tutup tahun. Terlebih lagi, Waskita Karya pada tahun ini mendapat tambahan likuiditas dari transaksi divestasi ruas tol Cibitung-Cilincing senilai Rp2,44 triliun

Divestasi tersebbut berpotensi mengurangi utang melalui dekonsolidasi hingga Rp5,82 triliun.  Selain itu, perjanjian kredit sindikasi dengan penjaminan pemerintah senilai Rp8,08 triliun juga akan digunakan perseroan untuk penyelesaian proyek penugasan pemerintah.

 

 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya, Taufik Hendra Kusuma, menambahkan  Pemerintah sedang melakukan harmonisasi Rancangan Peraturan Presiden (RPP) atas Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan kepada WSKT.

“Penerbitan PP PMN ini diperkirakan terlaksana pada akhir November 2021. Setelah PP PMN terbit, pernyataan efektif OJK atas rights issue saham Waskita akan menyusul terbit,” kata Taufik.

WSKT berencana melakukan penambahan modal lewat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) pada akhir tahun ini. Rencananya, WIKA segera mendapatkan pernyataan efektif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk pelaksanaan rights issue.

Taufik mengatakan pernyataan efektif dari OJK akan diterbitkan setelah Peraturan Presiden (PP) Penyertaan Modal Negara (PMN) dirilis. Saat ini, pemerintah disebut sedang melakukan harmonisasi rancangan PP atas PMN yang akan diterima oleh emiten dengan kode saham WSKT tersebut.

“Penerbitan PP PMN diperkirakan terlaksana di akhir November 2021,” kata Taufik dalam siaran pers, Senin (15/11/2021).

Lebih lanjut, harga pelaksanaan rights issue nantinya ditetapkan oleh Menteri BUMN setelah mendapat usulan dari Tim Privatisasi Kementerian BUMN dan Joint Lead Arranger (JLA). Taufik mengungkapkan tahapan penetapan harga pelaksanaan rights issue masih dalam proses diskusi intensif antara perseroan dengan Kementerian BUMN dan JLA.

SVP Corporate Secretary Waskita Karya, Ratna Ningrum, menambahkan dari hasil nondeal roadshow yang dilakukan kemungkinan kisaran harga pelaksanaan akan mengacu kepada kombinasi harga historis dan konsensus analis atas target harga saham WSKT. "Dengan perkembangan terakhir, penetapan harga bawah sesuai Keterbukaan Informasi yang telah disampaikan ke bursa kemungkinan tidak akan dilakukan,” kata Ratna.

Waskita Karya optimistis rights issue dapat dirampungkan sebelum tutup tahun. Dengan demikian, perseroan bakal lebih fokus menyelesaiaikan proyek dan meningkatkan nilai kontrak baru pada 2022.

Dalam perkembangan berbeda, WSKT telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Amoco Construction Group untuk proyek konstruksi di Sudan Selatan Selain itu, Waskita Karya juga telah menandatangani MoU dengan Binladin Contracting Group – UAE dalam rangka rencana kerja sama konstruksi di Uni Emirat Arab dan negara lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.