Labuan Bajo Sepetak Surga Magnet Investasi Destinasi Kelas Dunia

Perkembangan infrastruktur dan sarana penunjuang pariwisata Labuan Bajo dalam beberapa tahun terakhir sangat pesat. Labuan Bajo ini digadang-gadang sebagai destinasi premium. Hal inilah yang membuat Labuan Bajo ramai dikunjungi wisatawan asing.

Yanita Petriella

24 Agt 2023 - 18.58
A-
A+
Labuan Bajo Sepetak Surga Magnet Investasi Destinasi Kelas Dunia

-

Bisnis, JAKARTALabuan Bajo merupakan sebuah surga tersembunyi yang ada di Indonesia bagian timur dengan hamparan laut biru yang sangat luas dan dikelilingi oleh barisan perbukitan. Secara geografis, Labuan Bajo memiliki letak yang sangat strategis karena berada di bagian barat pulau Flores sehingga dikenal sebagai kota pariwisata yang merupakan pintu gerbang barat memasuki pesona wisata Pulau Flores dan berbatasan langsung dengan Nusa Tenggara Barat dan dipisahkan oleh Selat Sape.  

Selama hampir 1 dekade, terlebih pada masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo, Labuan Bajo disulap dari desa nelayan kecil menjadi tujuan wisata dunia. Pemerintah Indonesia sendiri telah menggalakkan transformasi pariwisata di Labuan Bajo. 

Transformasi ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025 atau Ripparnas 2010 – 2025. Untuk mempercepat transformasi tersebut pemerintah pun membentuk Badan Otoritas Pengelolaan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLF) melalui Perpres Nomor 32 Tahun 2018. 

Pemerintah rupanya tak main-main dalam menggarap destinasi wisata Labuan Bajo yang menjadi salah satu dari 4 destinasi super prioritas dan masuk dalam 10 Bali Baru. Sejak tahun 2019, Labuan Bajo digarap untuk dijadikan destinasi kelas premium. 

Predikat pariwisata super prioritas memang layak disematkan. Pemandangan alam yang memukau menjadi dasar daya tarik pariwisata Labuan Bajo. Labuan Bajo memiliki pemandangan yang menakjubkan, termasuk air berwarna biru laut, bukit-bukit yang berbatu, hutan yang lebat, dan pantai-pantai yang bersih di lebih dari 200 pulau yang bisa dieksplorasi. Salah satu daya tarik utama wilayah ini adalah komodo yang terkenal dan terbesar serta hanya ada di Indonesia.

Berdasarkan data Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Disparekrafbud) Manggarai Barat, jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Labuan Bajo mencapai 170.352 turis di tahun 2022. Kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo ini memang terbilang belum pulih jika dibandingkan di tahun 2019 sebanyak 256.609 wisatawan.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Manggarai Barat Pius Baut mengatakan sepanjang Januari hingga Juli 2023, terdapat 80.580 wisatawan yang datang ke Labuan Bajo. Wisatawan tersebut terdiri dari wisatawan mancanegara (wisman) ada 36.867 orang, wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 42.411 orang, dan wisatawan lokal 1.302 orang. 

Dari jumlah wisatawan itu, pendapatan asli daerah (PAD) dari total kunjungan wisatawan, lanjut dia, mencapai sekitar Rp4,3 miliar. Pius berharap jumlah kunjungan terus meningkat beberapa bukan ke depan hingga akhir tahun 2023. 

“Wisatawan di Labuan Bajo paling banyak berkunjung ke Taman Nasional Komodo, Goa Batu Cermin, Goa Rangko, Cunca Wulang, diving, dan snorkeling,” ujarnya dikutip Kamis (24/8/2023). 

Pius meyakini jumlah wisatawan ke Labuan Bajo hinga akhir tahun 2023 dapat mencapai 350.000 wisatawan. 

Meningkatnya jumlah wisatawan ke Labuan Bajo juga didukung oleh sejumlah proyek infrastruktur pendukung. Pembangunan dan perluasan bandara, jalan, dan pelabuhan telah makin meningkatkan aksesibilitas ke Labuan Bajo. 

Di tambah lagi, penerbangan langsung dari kota-kota besar di Indonesia dan pusat-pusat internasional telah membuat Labuan Bajo lebih mudah dijangkau. Hingga Juni 2023, terdapat 84 penerbangan langsung dari berbagai kota ke Bandar Udara Komodo setiap minggunya, dan ada lebih dari 300 penerbangan dalam satu bulan, serta di Bulan Juli lalu terdapat kenaikan trafik kedatangan menjadi 390 penerbangan langsung dalam satu bulan.

Meningkatkan jumlah wisatawan ke Labuan Bajo menyebabkan pendirian hotel, resor, restoran, dan berbagai bisnis terkait keramahan lainnya meningkat. Para investor ini melihat Labuan Bajo sebagai tambang emas baru yang memang memiliki potensi sebagai destinasi wisata kelas dunia. 

Hingga tahun 2022, tercatat ada 85 hotel di Labuan Bajo di mana angka ini meningkat sekitar 8 persen dari periode 2021. Di tahun yang sama juga telah banyak berdiri hotel bintang 4 dan bintang 5, serta masih banyak lagi yang saat ini dalam tahap pembangunan. Adapun sejumlah hotel yang tengah dibangun The Luxury Collection yang dibangun oleh Marriot International di Labuan Bajo, Katamaran Hotel Labuan Bajo, dan Nawa Hotel besutan Vasanta Group.

Sekretaris PHRI Manggarai Barat Irene Tokan Para tak menampik banyak pembangunan hotel baru yang akan menambah kamar di Labuan Bajo. Menurutnya, munculnya banyak hotel baru di kawasan Labuan Bajo bukanlah suatu persaingan. Hal ini karena masing-masing hotel di Labuan Bajo memiliki segmentasi pasar yang berbeda-beda. 

“Saat ini cukup signifikan room okupansinya, hampir sama sebelum pandemic covid 19, bahkan lebih baik tahun ini. Memang untuk prosentase tingkat hunian tiap hotel sangat variatif, tergantung letak dan fasilitas tersedia,” katanya.

Dia berharap Pemerintah Daerah  (Pemda) Manggarai Barat dapat menunjang infrastruktur pendukung di kawasan desa wisata yang telah ditetapkan. Selain itu diharapkan Pemda dapat mengeksplor desa wisata ini dengan berbagai atraksi dan keunikan tersendiri sehingga dapat menarik wisatawan. 

“Pemda Manggarai banyak telah menetapkan banyak desa wisata, tentu saja dari sisi budgetnya harus berimbang untuk meningkatkan infrastruktur pendukung. Juga tidak kala penting adalah keunikan tiap-tiap desa itu, agar masing masing desa wisata punya ikon tersendiri dengan narasi yang menarik,” tuturnya. 

Baca Juga: Menengok Wajah Baru Nan Menawan Labuan Bajo di Timur Indonesia 



Bangun Nawa Hotel & Kawasan Mawatu

Executive Director Vasanta Group Denny Asalim mengatakan perkembangan Labuan Bajo sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dikarenakan Pemerintah Pusat sangat mendukung pembangunan infrastruktur, terutama perluasan Bandara Komodo, jalan nasional, utilitas dan sejumlah fasilitas pendukung. 

“Ini menjadikan Labuan Bajo is one of a kind waterfront city kelas dunia,” ucapnya.

Adapun salah satu proyek hotel yang tengah dibangun Vasanta di Labuan Bajo yakni Nawa Hotel. Nawa Labuan Bajo menempati area seluas 3,5 hektar di Waecicu dengan panorama lepas pantai berpasir putih dan warna air laut biru. 

Saat ini, progres pembangunan konstruksi Nawa Hotel Labuan Bajo mencapai sebesar 70 persen dan ditargetkan dapat beroperasi pada Maret 2024. Vasanta membenamkan dana sebesar Rp500 miliar untuk pembangunan hotel dengan 129 kamar, ballroom, outdoor wedding, infinity pool, dan jetty atau dermaga yang menjorok ke laut. 

“Rancangan modern, ekspresif, menyatu bersama alam konsep desain serba terbuka sehingga tidak panas tak perlu menggunakan AC,” tuturnya.

Hotel ini dirancang untuk mengakomodasi melonjaknya permintaan seiring diselengarakannya berbagai acara meeting, incentives, convention, and exhibition (MICE) tingkat internasional, dan kunjungan wisatawan. 

“Event terbaru adalah Asean Summit ke-42 yang membuat okupansti hotel di Labuan Bajo full booked sebesar 100 persen. Ini akan menjadi sumber reccuring income kami,” ujarnya. 

Selain Nawa Hotel, Vasanta Group juga tengah menggarap proyek Mawatu yang tak hanya menawarkan destinasi wisata tapi juga membangun suatu kawasan hunian dan pusat bisnis. Para penghuni tak hanya menikmati liburan tetapi juga dapat bekerja dan bahkan membuka bisnisnya di Mawatu, Labuan Bajo.

Proyek Mawatu di Batu Cermin Labuan Bajo, Vasanta membenamkan investasi senilai Rp800 miliar untuk menghadirkan kawasan resort nan mewah berkonsep the first privately managed integrated tourism township di atas lahan seluas 12 hektare. 

Dalam proyek ini, akan menghadirkan 230 commercial village (shophouses), amphitheater, beach club, luxury hotel, boutique hotel, jetty, tribal house and water villas, lagoon, dan hutan mangrove.

“Proyek unggulan ini akan kami kemas menjadi mixed use tourism complex yang dibangun di tepi Pantai Labuan Cermin. Bagi kami, Mawatu merupakan kawasan destinasi wisata mewah terpadu pertama di Labuan Bajo yang  mampu melayani individu-individu berjiwa bebas dan kreatif yang mencari hunian jangka pendek maupun panjang, serta hiburan yang tak terbatas,” ungkap Denny. 

Pada tahap pertama, pembangunan telah dimulai sejak akhir tahun lalu di atas lahan seluas 6 hektare. Vasanta akan membangun beach club, hotel dengan 130 kamar, commercial village, staff housing, jetty, dan pembuatan pantai untuk publik.

Mawatu commercial village dipastikan akan menghadirkan semua tenant ternama berkelas internasional dan berdesain unik dan eksklusif untuk memenuhi kebutuhan merek ritel yang dapat melayani calon wisatawan kelas dunia di Labuan Bajo. Commercial village akan memenuhi ekspansi bisnis para tenant kuliner, fashion, hobbies, atraksi, aksesori, dan lain sebagainya. Area ini juga mengakomodir pelaku UMKM lokal yang menawarkan keunikan kerajinan tangan serta kekhasan Labuan Bajo.

Commercial village memiliki tipe town shop, rock shop, tribal shop, beach shop, tropical shop dan streetbar sudah dimulai dan diharapkan akan rampung pada kuartal II tahun 2024 sehingga bisa dilakukan grand opening pada Agustus tahun depan. Commercial village ini akan memiliki 230 unit ruko dimana 70 persen disewakan sebagai recurring income perusahaan, sedangkan 30 persen yang dijual.

“Hingga saat ini untuk yang disewakan sudah terserap 80 persen, sedangkan yang dijual terdapat sisa 9 unit. Kami ingin punya reccuring income ke depannya kuat. Untuk beach club saat ini lagi dibangun dan beroperasi di tahun depan. Memang tenant yang sudah masuk di kami ini sebagian besar dari Bali seperti Cafe Kitsune, LYD Group, Gourmet Garage Service Station, Brunch Club Balidan Lemongrass. Ini mereka sudah merasakan bagaimana Bali booming. Mereka yakin dengan Labuan Bajo yang saat ini sedang take off,” ucapnya. 

Selain commercial village, Vasanta juga akan membangun hotel sebanyak 130 kamar di Mawatu. Hotel ini berada di area pink rock bernuansa tropis dengan klasifikasi bintang lima yang nantinya akan dioperatori jaringan hotel internasional. Pembangunan hotel akan dimulai pada bulan November tahun ini dan dapat operasi pada akhir tahun 2024. 

Pada fase pertama ini juga dibangun show unit yang akan menghadirkan inspirasi bisnis kawasan berlatar belakang pantai Batu Cermin dan pulau-pulau eksotis di sekitarnya, serta merepresentasikan geliat ekonomi kreatif di masa yang akan datang

Proyek Mawatu diharapkan mampu mengembangkan potensi Labuan Bajo sambil tetap menjaga keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan pelestarian lingkunganya. Hadirnya proyek ini telah mendorong kewirausahaan dan diversifikasi ekonomi dengan mendukung bisnis lokal dan usaha kecil. Hal ini tentu akan mengarah pada pertumbuhan pasar yang beragam untuk oleh-oleh kerajinan lokal, masakan tradisional, dan pemandu tur, yang mampu menciptakan sumber pendapatan baru bagi penduduk Labuan Bajo,” tuturnya. 

Kemudian di tahap kedua, Vasanta juga berencana membangun vila sebanyak 71 unit menghadap ke laut dan hotel terapung di atas laut dengan dikelilingi hutan mangrove. Namun demikian, pihaknya belum tahu kapan pembangunan tahap kedua ini mulai dilakukan. 

“Saat ini kami masih menyelesaikan masterplan untuk tahap kedua dan fokus kami untuk menyelesaikan tahap pertama terlebih dahulu. Kami ingin kawasan Mawatu ini ramai dikunjungi makanya komersial area, beach club, dan hotel kami kebut. Baru setelah itu memikirkan yang vila. Nanti vila ini kami perusahaan estate management kami yang kelola tetapi kepemilikannya pribadi. Kami belum jual yang vila ini karena kami tidak mau tergesa-gesa,” tuturnya. 

Dia meyakini Mawatu tak hanya dikenal sebagai kawasan destinasi wisata tetapi juga menyuguhkan investasi jangka panjang yang menjanjikan. Diharapkan, hadirnya pengembangan kawasan Mawatu di Labuan Bajo akan menarik minat investor lokal dan internasional. 

“Progres pembangunan kawasan sedang kami lakukan di tahun ini dan ditargetkan selesai tahun 2024 tahap pertama Mawatu mendefinisikan ulang destinasi mewah di Asia Tenggara yang mampu melayani konsumen berjiwa bebas dan kreatif yang membutuhkan hunian, hiburan nonstop, dan lokasi impian yang eksotis. Saat ini penjualan unit ruko yang dikembangkan ditargetkan terjual habis tahun 2024 tentunya kami akan mengoptimalkan target pembangunan,” terangnya.

Denny menuturkan saat Labuan Bajo terus berkembang, proyek Mawatu menjadi bukti potensi praktik pembangunan yang bertanggung jawab dan holistik, memastikan bahwa keindahan alam dan warisan budayanya tetap terjaga untuk generasi mendatang.

Baca Juga: Manuver Gesit Vasanta Group Bangun Proyek Properti Kakap



Ramai Investor

Sementara itu, Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Nusa Tenggara Timur Bobby Pitoby berpendapat tingginya jumlah wisatawan yang berkunjung setiap tahunnya menjadi faktor pendongkrak menggeliatnya bisnis properti di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bagi para investor, kondisi tersebut dijadikan sebagai ceruk bisnis yang menjanjikan untuk berlomba membangun proyek properti unggulannya.

“Prospek investasi properti di Labuan Bajo sangatlah menjanjikan. Data terakhir yang saya ketahui, kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke Labuan Bajo mencapai 80.000 wisatawan di tahun 2023. Meski persentasenya masih didominasi wisatawan lokal, namun tren kunjungannya meningkat setiap tahun, peningkatannya terjadi pascapandemi tahun 2022 hingga sepanjang tahun ini,”

Menurutnya, Labuan Bajo merupakan lokasi emas yang mesti dijajaki para investor. Selain developer dalam negeri, pelaku bisnis properti asing pun telah mengembangkan proyeknya di Labuan Bajo. Para investor ini berlomba masuk karena lahan yang tersedia sangat terbatas. Beberapa lokasi di Labuan Bajo yang merupakan area premium dan menjadi incaran investor satu di antaranya adalah Mawatu. 

Selain strategis dan memiliki pemandangan panorama alam yang indah, Mawatu cukup menjanjikan untuk pengembangan properti seperti resort dan pusat bisnis, katanya. 

Bobby menilai hunian landed berupa villa dan resort saat ini sudah mulai menjamur di Labuan Bajo. Segmen tersebut bisa dikatakan sangat prospektif, jika dilihat dari kunjungan wisatawan yang berlibur ke Labuan Bajo. Setiap tahunnya peningkatan jumlahnya mencapai 15 persen hingga 20 persen setelah Bali. 

Para wisatawan kini telah memilih Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata pilihan terbaik untuk berlibur. Jadi sangatlah tepat jika developer sekelas Vasanta Group mengembangkan proyeknya di Mawatu, Labuan Bajo. Apalagi, jaraknya hanya 10 menit dari Bandara Internasional Komodo,” ucapnya.  

Dia menambahkan di Mawatu sendiri kini sudah menjamur resort mewah dan hotel bintang lima seperti St. Regis, The Ritz Carlton, JW Marriott, Pelataran dan hotel berbintang lainnya. Bahkan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang membangun kawasan Nusa Dua Bali juga hadir di Labuan Bajo. 

Untuk menarik para investor menanamkan modalnya di Labuan Bajo termasuk mensukseskan program utama meningkatkan sektor pariwisata, lanjutnya, pemerintah daerah maupun provinsi telah memberikan kemudahan yang diberikan berupa perizinan, keamanan, dan perpajakan.

Bahkan, Pemerintah setempat menerapkan kesempatan negotiable untuk hal tertentu,” tuturnya. (Harian Noris Saputra)

Baca Juga: Memetik Berkah Pariwisata dari Ajang KTT Asean Labuan Bajo




Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Yanita Petriella
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.