Lahan Bekas Perkebunan Sawit di Papua Disulap jadi “Food Estate”

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan pembersihan lahan untuk food estate di Kabupaten Keerom, Papua.

Jaffry Prabu Prakoso

22 Mar 2023 - 21.41
A-
A+
Lahan Bekas Perkebunan Sawit di Papua Disulap jadi “Food Estate”

Kawasan food estate di Kab. Humbang Hasundutan. /Diskominfo Sumut

Bisnis, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang melakukan pembersihan lahan dan membangun jaringan irigasi-drainase untuk pengembangan lumbung pangan (food estate) di Kabupaten Keerom, Papua. 

Direktur Irigasi dan Rawa Kementerian PUPR Ismail Widadi mengatakan, food estate di Kabupaten Keerom merupakan salah satu proyek yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Dalam hal ini, pihaknya mendapatkan tugas untuk membuka lahan bekas perkebunan sawit dan membangun saluran irigasi atau drainase di food estate Keerom. 


Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meninjau lumbung pangan atau food estate dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, pada Selasa (21/03/2023).  Foto: Laily Rachev

"Cita-cita besar Presiden adalah membangun food estate yang produk utamanya jagung pada lahan eks sawit yang sudah tidak produktif seluas 10.000 hektare (ha)," kata Ismail dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (22/3/2023). 

Pada tahap pertama, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua melakukan beberapa kegiatan, di antaranya pembersihan lahan (land clearing) dari sisa tanaman pohon sawit. 

Dia mengatakan, untuk tahap awal, pengairan masih cukup dengan mengandalkan air hujan dan kandungan air di tanah eks lahan sawit yang masih sangat banyak. 

"Yang telah dilakukan pada tahap 1 ini mulai tahun 2022-2023 adalah membuka lahan eks sawit seluas 500 ha, kemudian juga menyiapkan drainase untuk mengalirkan air dari tanah yang telah jenuh kandungan air karena sebelumnya ditanami sawit," ujarnya.

Baca juga: Kesepakatan Penggiling Padi Pasok 60.000 Ton Beras ke Bulog

Sebagaimana diketahui, PUPR berperan dalam mendukung program Jokowi yakni dengan penyediaan infrastruktur. Adapun, saluran drainase yang dibangun mulai dari primer, sekunder, tersier, dan kuarter yang total panjangnya 80 km.

Sementara itu, sejauh ini sudah diselesaikan sepanjang 61 km dan sedang berjalan pekerjaan saluran kuarter. 

"Diperkirakan untuk dua kali tanam masih bisa, selanjutnya bisa dibangun embung berkapasitas sampai dengan 6.000 m3 dan juga sumur-sumur pompa serta sprinkler," terangnya. 

Baca juga: Kebijakan Eropa, Kesempatan RI Perbaiki Kualitas Industri Sawit

Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Kementerian PUPR Nimbrot Rumaropen mengatakan, untuk penanaman jagung perdana bulan lalu, pihaknya juga diminta membantu untuk menyiapkan lahan hingga siap tanam, seperti membajak dan menggemburkan tanah. 

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meninjau lokasi pengembangan food estate di Keerom, Papua, Selasa (21/3/2023). 


Presiden Jokowi saat menanam benih jagung bersama para petani di food estate di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, pada Selasa (21/03/2023). (Foto: BPMI Setpres/Kris)


Presiden Jokowi mengatakan, saat ini  di Kabupaten Keerom akan disiapkan kurang lebih lahan seluas 10 ribu hektare untuk penanaman jagung, dengan lahan yang sudah dibersihkan (land clearing) untuk tanam seluas 500 hektare.

"Tahun depan ditargetkan pembersihan lahan ditambah 2.500 hektare. Yang ditanam sampai hari ini baru 100 ha. Kita akan lihat bulan Juni 2023 panen pertama, berapa ton per hektarenya akan kelihatan, tapi saya lihat ini visible karena tanahnya rata/datar," ujar Jokowi (Afiffah Rahmah Nurdifa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.