Laju Pertumbuhan IHSG dan AUM Reksa Dana Saham Tak Sejalan

Investor reksa dana saham umumnya melakukan profit taking di tengah kinerja return instrumen ini yang positif akibat naiknya IHSG. Alhasil, kendati return meningkat, total dana kelolaan atau AUM justru menurun.

Ika Fatma Ramadhansari

15 Nov 2021 - 20.04
A-
A+
Laju Pertumbuhan IHSG dan AUM Reksa Dana Saham Tak Sejalan

ilustrasi investasi reksa dana

Bisnis, JAKARTA — Katalis positif kenaikan pasar saham tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksa dana saham dan reksa dana campuran, terutama akibat aksi profit taking investor.

Berdasarkan laporan mingguan Infovesta Utama, pada Kamis (11/11), indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah, yaitu parkir di posisi 6.691. Artinya, indeks komposit telah naik 28,53 persen sepanjang tahun atau year-to-date (YtD).

“Perbaikan kinerja tersebut didukung oleh perbaikan performa dari saham-saham berkapitalisasi pasar besar yang tergabung dalam indeks LQ45, meskipun di awal tahun mengalami koreksi,” tulis Infovesta dalam laporan mingguannya, Senin (15/11).

Adapun kinerja indeks LQ45 tercatat telah naik sebesar 1,89 persen YtD. Namun, tumbuhnya kinerja pasar saham tersebut ternyata tidak sejalan dengan pertumbuhan AUM reksa dana.

Infovesta menyampaikan, AUM reksa dana saham dalam denominasi rupiah per Oktober 2021, justru turun sebesar 2,45 persen YtD menjadi Rp122,92 triliun yang sejalan dengan penurunan unit penyertaan reksa dana saham sebesar 3,96 persen YtD.

Hal sama disebutkan juga terjadi pada pada jenis reksa dana campuran, di mana dana kelolaan turun sebesar 2,65 persen YtD seiring dengan penurunan unit penyertaan reksa dana campuran sebesar 3,72 persen YtD.

Data yang ditampilkan Infovesta relatif tidak jauh berbeda dengan yang ditunjukkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Tampaknya, katalis positif dari kenaikan pasar saham tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dana kelolaan reksa dana saham dan campuran,” tulisnya.

Pada laporan, Infovesta memperkirakan turunnya AUM reksa dana saham terjadi karena adanya aksi profit taking atau ambil untuk oleh para investor di tengah kenaikan harga IHSG.

Dasar dari tindakan tersebut disebutkan merupakan antisipasi investor terhadap berbagai isu negatif yang tengah berkembang di pasar modal saat in. Di antaranya yakni rencana tapering oleh the Fed dan mulai kembali merebaknya varian baru Covid-19. 

Terlepas dari itu, Infovesta sendiri masih yakin dengan kinerja reksa dana saham dan campuran yang masih prospektif ke depannya. Optimisme ini didukung oleh terkendalinya kasus Covid-19 di Tanah Air dan diikuti dengan pemulihan aktivitas ekonomi. Ini terlihat pula dari rilis data neraca keuangan emiten yang membaik.

Oleh karena itu, Infovesta menyarankan investor untuk memilih produk reksa dana saham maupun campuran yang memiliki porsi kepemilikan pada emiten berkapitalisasi besar. Hal ini terutama karena mulai membaiknya kinerja indeks yang berisi emiten berkapitalisasi besar.

“Investor dapat memilih produk reksa dana yang memiliki porsi kepemilikan pada emiten berkapitalisasi besar untuk memaksimalkan return,” tulis Infovesta.

Sepanjang tahun hingga 12 November 2021, Infovesta mencatatkan pertumbuhan return instrumen reksa dana campuran sebesar 4,35 persen dan untuk reksa dana saham telah naik sebesar 1,40 persen.

KINERJA SEPEKAN

Adapun, sepanjang pekan lalu ata pekan kedua November 2021, seluruh instrumen reksa dana kompak mengalami pertumbuhan return didorong oleh berbagai keadaan pasar yang membaik.

Infovesta mencatat bahwa pada periode 5 November 2021 hingga 12 November 2021, kinerja reksa dana bergerak dalam rentang positif yaitu 0,05 persen hingga 0,65 persen. “Di mana kinerja tertinggi ditorehkan oleh reksa dana saham sebesar 0,65 persen,” tulis Infovesta.

Infovesta mengungkapkan kinerja tertinggi reksa dana saham tersebut berkaitan dengan menguatnya IHSG selama sepekan sebesar 1,05 persen. Menguatnya IHSG tersebut juga menopang kinerja positif reksa dana campuran yang berada di urutan kedua dengan pertumbuhan 0,56 persen dalam sepekan.

Selain naiknya IHSG, kinerja reksa dana campuran juga ditopang oleh indeks acuan obligasi pemerintah (IGBI) dan korporasi (ICBI) yang turut mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,21 persen dan 0,12 persen.

“Penguatan pada indeks acuan saham dan obligasi mendorong kenaikan kinerja reksa dana campuran sebesar 0,56 persen,” tulisnya.

Berkat kenaikan IGBI dan ICBI tersebut, reksa dana pendapatan tetap turut mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,17 persen. Selanjutnya, reksa dana pasar uang masih tercatat positif dengan terapresiasi tipis sebanyak 0,05 persen.

Infovesta menyebutkan, selama sepekan terjadi aksi beli investor asing di pasar saham senilai Rp755,7 miliar dan Rp20 triliun di pasar surat utang. Lalu pergerakan nilai tukar rupiah terpantau menguat sebesar 0,62 persen ke level Rp14,235 hingga Jumat (12/11).

Adapun sepanjang tahun hingga 12 November 2021, instrumen reksa dana campuran memimpin pertumbuhan dengan naik 4,35 persen YtD. Di bawahnya reksa dana pasar uang terpantau naik 2,84 persen YtD.

Reksa dana pendapatan tetap sepanjang tahun telah tumbuh 2,13 persen dan reksa dana saham juga telah tumbuh sebesar 1,40 persen.

Beralih ke instrumen reksa dana syariah, dalam sepekan, instrumen reksa dana campuran syariah terpantau memimpin pertumbuhan kinerja dengan naik 0,23 persen.

Menyusul reksa dana pendapatan tetap syariah naik 0,08 persen, reksa dana saham syariah naik 0,08 persen, dan reksa dana pasar uang syariah naik sebesar 0,05 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.