Bisnis, JAKARTA— Kinerja dua emiten sawit Grup Salim, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) atau Lonsum dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) pada 2023 dibayangi melandainya harga CPO dan potensi resesi ekonomi.
Meskipun dari sisi performa,kedua emiten sawit tersebut masih cukup layak untuk dicermati pada tahun depan. Sebab, emiten dengan kode saham LSIP dan SIMP tersebut kompak mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada periode Januari-September 2022.
Katalis pendongkrak kekuatan keuangan kedua emiten tersebut salah satunya adalah kenaikan harga rata-rata harga jual produk sawit, Dalam hal ini, manajemen PP London Sumatra (Lonsum) mencatatkan produksi tandan buah segar (TBS) inti turun 8 persen secara year-on-year (yoy) menjadi 863.000 ton untuk periode Januari—September 2022. Seiring dengan penurunan produksi TBS, produksi CPO terkoreksi 7 persen yoy menjadi 225.000 ton.
Penurunan produksi diikuti dengan berkurangnya volume penjualan produk sawit. Penjualan CPO turun 28 persen yoy menjadi 180.000 ton dari sebelumnya 250.000 ton. Sementara itu, penjualan produk kernel sawit turun 7 persen toy menjadi 64.000 ton.