Langkah MNCN Mantapkan Posisi di Industri Media Tanah Air

PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) tengah melakukan konsolidasi atas bisnis medianya untuk menciptakan peluang pertumbuhan yang lebih besar di masa mendatang sekaligus makin memantapkan posisinya di industri media di Indonesia.

Dwi Nicken Tari

28 Des 2021 - 18.22
A-
A+
Langkah MNCN Mantapkan Posisi di Industri Media Tanah Air

Sinetron Ikatan Cinta yang tayang di RCTI, salah satu stasiun TV milik PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN).

Bisnis, JAKARTA — Strategi PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) menarik dua hak siar TV FTA (free-to-air) dari platform pihak ketiga serta upaya mempertahankan kinerja program agar tetap solid diperkirakan menjadi penguat posisi perseroan sebagai pemimpin di industri media Tanah Air.

Baru-baru ini, Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengumumkan bahwa 4 hak siar TV FTA milik perseroan kini hanya tersedia eksklusif di platform RCTI+ dan Vision+. Adapun, dua hak siar TV FTA yang baru ditarik dari platform pihak ketiga adalah saluran MNCTV dan iNews mulai 18 Desember 2021.

“Langkah strategis tersebut akan mendukung fokus perseroan untuk memperkuat pemirsa digital kami dan memastikan akses yang lebih besar dan menyeluruh ke berbagai konten terbaik yang mereka sukai,” tulis Hary Tanoe dalam siaran pers, dikutip Selasa (28/12).

Konsolidasi media digital Grup MNC ini disebut Hary Tanoe akan memungkinkan perseroan membangun pemahaman yang lebih baik mengenai pangsa pemirsa sembari meningkatkan pertumbuhan platform digital milik perseroan.

Adapun, emiten dengan kode saham MNCN ini melaporkan telah dapat mempertahankan kinerja program yang solid di industri FTA Indonesia pada tahun ini. MNCN menunjukkan pangsa pemirsa saluran perseroan masih mendominasi dengan margin yang sangat besar.

Pada November 2021, pangsa pemirsa MNCN tercatat sebesar 47 persen pada prime-time dan 41,3 persen pada all-time, meningkat masing-masing sebesar 3,5 persen dan 3,4 persen dibandingkan dengan November 2020.

Selanjutnya, lansekap periklanan MNCN pada kuartal IV/2021 diyakini akan pulih setelah tertekan akibat perlambatan ekonomi pada kuartal sebelumnya.

“Bagi MNCN, kinerja luar biasa perseroan telah tercermin dalam distribusi belanja iklan FTA nasional pada semester II/2021. Selama periode Juli-Oktober 2021, pasar belanja iklan perseroan tetap kuat, tercatat sebesar 51 persen atau jauh melampaui kompetitor,” kata Hary Tanoe.

Ke depannya, MNCN berencana mengonsolidasikan aset digital MNC Media ke bawah PT MNC Studios International Tbk. (MSN) sehingga akan mendorong valuasi kedua perusahaan. 

Proses konsolidasi itu ditargetkan rampung pada kuartal I/2022 dan disebut Hary Tanoe akan menjadi babak baru perjalanan transformasi digital Grup MNC.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, MNCN membukukan pendapatan sebesar Rp7,07 triliun atau naik 19 persen year-on-year (YoY) dari sebelumnya Rp5,96 triliun. 

Pendapatan terutama dikontribusikan pemasukan iklan Rp6,74 triliun, naik 22 persen YoY dari sebelumnya Rp5,52 triliun.

MNCN pun membukukan laba bersih Rp1,81 triliun per September 2021, naik 25 persen dari sebelumnya 1,45 triliun. Margin laba pun meningkat menjadi Rp26 persen dari posisi 24 persen per kuartal III/2020.

REKOMENDASI BELI

Sejumlah analis pun masih memilih saham MNCN sebagai top picks dari sejumlah perusahaan media yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan menilai produk RCTI+ milik MNCN bisa memainkan peran dalam mengakselerasi transformasi industri broadcast dan hiburan di Indonesia.

Adapun RCTI+ diproyeksikan menjadi sumber pemasukan yang menjanjikan bagi MNCN mengingat kontribusi pendapatan iklan digital dari RCTI+ tumbuh menjadi 10 persen pada tahun ini dari 5 persen pada 2020. 

Tak hanya itu, peluncuran game online di dalam platform ini juga diperkirakan bakal menarik pengiklan di masa depan.

“Dalam pandangan kami, permintaan iklan di MNCN akan tetap kuat terutama dari sektor fast moving consumer goods [FMCG] dan e-commerce yang masih memiliki kepentingan untuk brand awareness setelah pandemi berakhir,” tulis Steven dalam riset terbaru.

Henan Putihrai Sekuritas merekomendasikan beli saham MNCN dengan target harga Rp1.400.

Senada, Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya juga merekomendasikan beli saham MNCN dengan target harga yang lebih tinggi Rp1.500. 

Christine memperkirakan kenaikan kontribusi pendapatan digital di MNCN akan diikuti oleh pertumbuhan pengguna di platform digital perseroan.

“Kemampuan perusahaan untuk memperkuat sisi digitalnya yang mengalami pertumbuhan pada tahun ini membuktikan bahwa perseroan dapat bertahan di tengah dinamika perubahan lanskap iklan,” kata Christine.

Namun, secara umum Christine mengingatkan pendapatan emiten media pada 2022 dapat tertekan oleh kenaikan harga minyak kelapa sawit (CPO) yang dapat mengurangi pemasukan iklan dari perusahaan FMCG. 

Kendati demikian, akselerasi vaksin Covid-19 diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan menggenjot pemulihan pengeluaran iklan.

Ke depannya, Christine memperkirakan perusahaan media akan meneruskan fokus ke konten digital dengan memperkuat kehadirannya di pasar over-the-top (OTT). 

Sementara itu, untuk layanan TV free-to-air (FTA), Christine memproyeksikan masih menjadi tempat utama sasaran pengiklan.

Di lantai bursa, saham MNCN menguat 0,56 persen menjadi Rp905 pada akhir perdagangan Selasa (28/12). Sejak 3 bulan terakhir harga menguat 11,04 persen dengan kapitalisasi pasar Rp13,62 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.