Layanan Internet di Indonesia Makin Murah

Di tengah stagnasi pertumbuhan pendapatan penyedia layanan seluler, Indonesia memiliki tarif rata-rata terendah untuk mobile broadband berbasis volume yaitu senilai Rp5.450/GB (US$0,31/GB) pada 2020.

Leo Dwi Jatmiko

26 Des 2021 - 10.00
A-
A+
Layanan Internet di Indonesia Makin Murah

Website

Bisnis, JAKARTA — Harga layanan internet di Indonesia tercatat makin terjangkau masyarakat. Tidak hanya itu, tarif yang ditetapkan di dalam negeri pun dinilai tergolong murah jika dibandingkan dengan sebagian besar negara di dunia. 

Ketua Umum Masyarakat Telematika (Mastel) Indonesia Sarwoto Atmosutarno mengatakan harga layanan internet Indonesia termasuk dalam kategori terjangkau. 

Dia menuturkan di tengah stagnasi pertumbuhan pendapatan penyedia layanan seluler, Indonesia memiliki tarif rata-rata terendah untuk internet bergerak (mobile broaband) berbasis volume yaitu senilai Rp5.450/GB (US$0,31/GB) pada 2020.

Tarif rata-rata Indonesia turun Rp700 dibandingkan dengan 2019 yang mencapai Rp6.150/GB (US$0,43/GB). 

“Tarif mobile broadband  Indonesia ini mengalami penurunan dibandingkan dengan 2019,” kata Sarwoto, medio pekan ini. 

Sementara itu, untuk layanan internet tetap (fixed broadband), industri terus berusaha melakukan penurunan harga layanan. 

Merujuk survei yang dilakukan oleh Cable.co.uk pada 2019, rata-rata harga layanan internet tetap di Indonesia senilai US$29,01 atau sekitar Rp414.400 per bulan. 

Indonesia menempati urutan ke-53 dari 211 negara dengan harga layanan internet termurah. 

“Mastel melihat telah ada upaya yang telah dilakukan oleh para penyelenggara, yang sebagian besar merupakan anggota Mastel, untuk terus menurunkan tarif sesuai tingkat keekonomian,” kata Sarwoto. 

Lebih lanjut, kata Sarwoto,  pertumbuhan pendapatan bisnis infrastruktur telekomunikasi mengalami penurunan sebesar 2 persen—3 persen selama 3 tahun terakhir.  

Kecenderungan selisih return on investment capital (ROIC) dengan weighted average cost of capital (WACC) menurun dan tinggal sebesar 1 persen—2 persen. 

Dalam kondisi tersebut, menurut Sarwoto, sudah saatnya pemerintah mendorong peningkatan kesehatan dan kesinambungan industri bagi para operator internet. 

“Beberapa cara yang dapat ditempuh dengan mempercepat regulasi konsolidasi operator telekomunikasi dan berbagi infrastruktur,” kata Sarwoto. 

Selain itu cara lainnya adalah mengurangi beban retribusi untuk penyelenggaraan dan penggelaran jaringan (biaya regulasi). 

Sarwoto menuturkan negara semakin bergantung pada layanan internet yang diserahkan kepada mekanisme pasar di mana pilihannya bergantung pada kebutuhan konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike Dita Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.