Lirikan Polandia Pada Proyek Kereta Api Indonesia

Polandia disebut-sebut menyatakan minat untuk berinvestasi kepada proyek perekeretaapian dalam kota RI. Pengusaha negara itu bahkan sampai menunggu keputusan dari Negara terkait investasi pada transportasi berbasis rel tersebut.

Rayful Mudassir

24 Okt 2022 - 00.00
A-
A+
Lirikan Polandia Pada Proyek Kereta Api Indonesia

Suasana proses pemuatan gerbong kereta produksi PT INKA tipe 'Broad Gauge' ke dalam lumbung kapal untuk dikirim ke Bangladesh, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (2012019).ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis, JAKARTA - Proyek perkeretaapian dalam kota di Indonesia mulai menarik minat sejumlah investor asal Polandia untuk membenamkan modal ke sektor tersebut.

Saat gelaran Indonesia Railway Conference di Jakarta, akhir pekan lalu, perusahaan kereta api asal Polandia yakni Pojazdy Szynowe Pesa Bydgoszcz (PESA), mengungkapkan soal potensi besar kerja sama dengan Indonesia.

PESA menyatakan minatnya berinvestasi dalam mengembangkan proyek perkeretaapian. Kini, perusahaan itu tinggal menunggu respons lebih lanjut dari pemerintah Indonesia terkait minat dari negara Eropa timur itu. 

Teranyar, perusahaan itu telah bertemu dengan sejumlah instansi nasional yang bergerak di bidang perkeretaapian dan infrastrukturnya. Misalnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT MRT Jakarta (Perseroda), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Sebaliknya, perwakilan dari Indonesia seperti dari PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA serta Masyarakat Perkeretaapian Indonesia (Maska) juga telah mengunjungi Polandia dan bertemu sejumlah perwakilan perusahaan di negara tersebut.

Krzysztof Zdziarski, CEO PESA mengatakan bahwa dirinya masih menantikan pembicaraan lebih lanjut dengan berbagai stakeholders di Indonesia. 

Dia menyambut potensi kerja sama antara kedua negara pada sejumlah proyek seperti pengembangan kereta commuter perkotaan, LRT, MRT, hingga antarkota.

"Perusahaan-perusahaan di Indonesia perlu menyambut kami juga. Kami istilahnya datang ke rumah anda, perlu ada undangannya," kata Krzysztof kepada Bisnis di sela-sela acara Indonesia Railway Conference di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Menurut Krzysztof, potensi pengembangan kereta di Indonesia besar sejalan dengan besarnya kebutuhan transportasi perkotaan maupun aglomerasi. Namun, dia mengungkap bahwa apabila kedua negara sepakat untuk bekerja sama, perlu adanya ekspor barang atau bahan baku proyek dari pihak ketiga.

"Kami mendorong untuk ekspor dari pihak ketiga [third party export] karena kami menerapkan hal yang sama di Polandia," jelasnya.

Sementara itu terkait dengan tingkat komponen dalam negeri, Krzysztof mendorong agar penerapannya bisa dilakukan secara bertahap. Dia mendorong agar penerapan besaran komponen dalam negeri (TKDN) barang dan jasa pada proyek bisa ditingkatkan secara bertahap, alih-alih secara langsung.

"Jika pemerintah Indonesia mewajibkan adanya 50 persen komponen dalam negeri, nantinya bisa membahayakan kualitas [produk final]. Bisa dilakukan awal tahun komponen dalam negeri 10 persen, lalu naik 25 persen, dan seterusnya.“

”Karena di Polandia pun tak menggunakan 50 persen komponen dalam negeri, mungkin barang dan jasa tertentu lebih bagus diimpor dari negara lain," jelasnya.

PESA mendorong tidak hanya kerja sama terkait dengan pengadaan barang dan jasa, melainkan juga transfer teknologi dan SDM. “Itu yang biasanya kami lakukan karena tidak ada yang mau barang tanpa bisa mengetahui cara menggunakannya," terangnya.

Terpisah, Direktur Sarana Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub Djarot Tri Wardhono mengungkap bahwa terdapat rencana pengembangan proyek kereta perkotaan di sejumlah kota besar seperti Bandung, Semarang, Surabaya, dan Medan.

Sebagian besar proyek-proyek itu disebut berpotensi ditawarkan ke investor.

"Kalau yang akan ditawarkan itu seperti [kereta] perkotaan Semarang. Itu masih dalam feasibility study. Lalu di Bandung kan sudah mulai, tapi semua penanggung jawab project-nya pemerintah daerah," terangnya, Rabu (19/10/2022).

Tidak hanya itu, proyek MRT Fase 3 Balaraja--Cikarang atau East-West Line serta Fase 4 Fatmawati-TMII juga dinilai potensial untuk bisa mendapatkan dukungan dari investor. (Dany Saputra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rayful Mudassir

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.