Mahasiswa Indonesia Raih Penghargaan Pfizer Biotech Fellowship

Tiga kelompok mahasiswa S1 dari Indonesia International Institute of Life Sciences (I3L) dan Universitas Pelita Harapan, serta lima mahasiswa S2 dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Surabaya, Universitas Atmajaya, dan Universitas Jember mendapatkan penghargaan dalam kompetisi Pfizer Biotech Fel

Fatkhul Maskur

23 Nov 2021 - 13.01
A-
A+
Mahasiswa Indonesia Raih Penghargaan Pfizer Biotech Fellowship

Bisnis, JAKARTA — Program fellowship pendidikan dan beasiswa Pfizer Indonesia untuk mahasiswa dan akademisi bioteknologi kesehatan, Pfizer Biotech Fellowship, telah mencapai puncak rangkaian kegiatan melalui upacara penghargaan, Selasa (23/11/2021).

Awards ceremony ini memberikan apresiasi terhadap 125 mahasiswa dan tenaga pengajar yang telah berpartisipasi dan berperan aktif dalam diskusi dan adu gagasan sebagai sumbangsih dalam mendukung perkembangan ekosistem serta sumber daya manusia (SDM) dalam bidang bioteknologi kesehatan. 

Acara puncak sekaligus memberikan penghargaan kepada pemenang kompetisi untuk mahasiswa S1 (Undergraduate Competition), dan penulisan proposal penelitian untuk mahasiswa S2 (Graduate Education Grants).

“Dengan melibatkan berbagai pakar industri dan peneliti dari dalam maupun luar negeri, Pfizer Biotech Fellowship memfasilitasi serangkaian acara pembekalan untuk memperkuat kapasitas SDM dan kelembagaan, khususnya di tingkat perguruan tinggi, serta mendorong networking bagi mahasiswa dan tenaga pengajar agar dapat menjadi katalis positif bagi perkembangan bioteknologi kesehatan Indonesia,” kata Policy and Public Affairs Director Pfizer Indonesia Bambang Chriswanto.

Berikut daftar pemenang peserta fellowship pada kategori mahasiswa sarjana dan pascasarjana. 

Kategori Tiga Terbaik Mahasiswa Pendidikan Sarjana:

- Terbaik pertama.
Tim Humboldt (Devina Checylia Setiawan, Velecia Salim, Wenny Novella) 
Indonesia International Institute for Life Sciences (I3L) 
Judul karya Pembangunan Labspace untuk Mendukung Perkembangan Bioteknologi Medis di Indonesia

- Terbaik kedua
Tim Unlocked (Deby Cyntia Chandra, Jessica Renata Wijaya Tumboimbela, Reza Hanun Alyaa)
Indonesia International Institute for Life Sciences (I3L)
Judul Karya : Tiga Kunci Imperatif Sebagai Pondasi Produksi Primer Sebagai Bahan Baku PCR di Indonesia: Penelitian dan Pengembangan, Infrastruktur, dan Komersialisasi

- Terbaik ketiga
Tim Zip Your Genes (Vania Austine Callista Timotius, Christa Anggelia Sulistio, Nathania Calista Putri) 
Universitas Pelita Harapan 
Judul Karya : Pencegahan dan Pengobatan Talasemia Beta Mayor di Indonesia dengan Menggunakan Bioteknologi

Kategori Lima Terbaik Mahasiswa Pendidikan Pascasarjana:

- Indriana Pratiwi 
Universitas Gadjah Mada
Terapi Mikrorna MIMIC-miR-143-3P Terenkapsulasi Eksosom Terhadap Gen K-RAS pada Triple Negative Breast Cancer

- Denny Nyotohadi 
Universitas Surabaya 
Aktivitas Biosurfaktan Probiotik Multistrain untuk Penanganan Covid-19

- Alfandy Hermansyah 
Universitas Katolik Indonesia Atmajaya
Kloning Gen Penyandi Cathelicidin dari Kodok Buduk (Duttaphrynus melanostictus) pada Bakteri Escherichia coli

- Leny Yulia Widia Sari 
Universitas Jember
Uji Toksisitas Akut Protein Rekombinan DBL2β-PFEMP1 sebagai Kandidat Vaksin Malaria Berbasis Peptida

- Nurul Istinaroh 
Universitas Jember 
Respon Imun Seluler dan Humoral Terhadap Protein Rekombinan CIDR1α-PfEMP1 Isolat Indonesia sebagai Kandidat Vaksin Malaria Berbasis Peptida

PERAN BIOTEKNOLOGI KESEHATAN

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin selaku pembicara kunci dalam acara puncak program Pfizer Biotech Fellowship menekankan pentingnya pengembangan SDM yang berkualitas dalam bidang ini, mengingat pandemi virus Covid-19 yang telah menyadarkan banyak negara, termasuk Indonesia, akan peran bioteknologi kesehatan terhadap ketahanan kesehatan nasional.

“Tahapan penting dalam membangun ketahanan kesehatan nasional adalah peningkatan kualitas SDM bidang bioteknologi kesehatan, termasuk para peneliti yang diharapkan mampu menjawab berbagai tantangan kesehatan dengan terus berinovasi.”

Acara puncak juga dijadikan kesempatan bagi para perwakilan akademisi dari fakultas-fakultas bioteknologi terbaik di Indonesia untuk menyampaikan rekomendasi roadmap perkembangan bioteknologi kesehatan yang disampaikan secara langsung di hadapan para pemangku kepentingan.

Prof Sumaryati Syukur dari Universitas Andalas, mewakili akademisi yang terlibat dalam program Pfizer Biotech Fellowship ini, mengatakan bahwa untuk membangun SDM peneliti yang unggul, dibutuhkan kebijakan serta ekosistem pendidikan dan penelitian yang baik yang dapat mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi inovatif.

Hal itu dapat diwujudkan melalui kerja sama antarpemangku kepentingan, terutama pemerintah, perguruan tinggi, sektor swasta, dan masyarakat; serta kerja sama antar peneliti dan perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Bambang menambahkan, Pfizer sangat berbangga atas kerja keras dan berbagai gagasan inovatif yang telah dipaparkan para mahasiswa serta tenaga pendidik selama rangkaian acara.

"Kami berharap agar kedepannya, komunitas bioteknologi kesehatan dapat terus meningkatkan kolaborasi dan inovasi bukan hanya di dalam tetapi juga di luar negeri,” ujar Bambang.

Pemenang penghargaan Most Active Fellow Christa Anggelia Sulistio dari Universitas Pelita Harapan mengatakan optimistis bahwa pengalaman, keterampilan dan berbagai ilmu yang telah kami terima dalam Pfizer Biotech Fellowship selama 5-6 bulan ke belakang akan menjadi bekal yang sangat berguna baginya saat memasuki dunia profesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Fatkhul Maskur

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.