Bisnis, JAKARTA - Program makan siang gratis dari Presiden terpilih Prabowo Subianto kembali menjadi sorotan setelah guncangan nilai tukar rupiah lantaran memanasnya peperangan di Timur Tengah.
Direktur Eksekutif Institute for Development on Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti menilai rencana program makan siang gratis presiden-wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran kontradiktif dengan upaya mengamankan fiskal untuk belanja yang bersifat produktif.
Menurut Esther, pemerintah seharusnya menyiapkan fiskal yang lebih luas untuk mengantisipasi dampak kepanjangan konflik Iran dengan Israel terhadap ekonomi di dalam negeri.
Baca juga: Ketahanan Pangan di Balik Makan Siang Gratis