Makin Ramai, Penggalangan Dana di Bursa Tembus Rp273,93 Triliun

Aktivitas penggalangan dana di pasar modal Tanah Air makin ramai dengan pertumbuhan yang hampir menyentuh 300 persen. Simak penjelasannya.

Ika Fatma Ramadhansari & Pandu Gumilar

8 Nov 2021 - 16.48
A-
A+
Makin Ramai, Penggalangan Dana di Bursa Tembus Rp273,93 Triliun

Aktivitas penggalangan dana di pasar modal Tanah Air makin ramai dengan pertumbuhan yang hampir menyentuh 300 persen. (Bisnis/Arief Hermawan)

Bisnis, JAKARTA— Pemulihan ekonomi ternyata terasa sampai ke pasar modal dengan realisasi penggalangan dana mencapai Rp273,93 triliun atau tumbuh 282,8 persen.

Berdasarkan laporan OJK pada Senin (8/11/2021), penghimpunan dana di pasar modal hingga 26 Oktober 2021 telah mencapai Rp273,93 triliun atau meningkat 282,8 persen dari periode yang sama di tahun lalu. 

Pertumbuhan penghimpunan dana di pasar modal tersebut juga dirasakan dari bulan ke bulan. Di mana pada Agustus 2021 tercatat sebanyak Rp255,45 triliun lalu meningkat menjadi Rp266,82 triliun dan pada Oktober mencapai Rp273,93 triliun. 

Sementara itu, OJK juga mencatatkan hingga Oktober 2021, telah tercatat 40 emiten baru yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk diperdagangkan di indeks harga saham gabungan (IHSG). 

Seiring dengan pertumbuhan penghimpunan dana di pasar modal, nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana juga turut tumbuh dengan jumlah investor domestik yang tercatat hingga saat ini sebanyak 6,4 juta investor. 

NAB reksa dana per 26 Oktober 2021, tercatat sebanyak Rp563,85 triliun. Sama halnya dengan penghimpunan dana di pasar modal, dari bulan ke bulan NAB reksa dana menunjukkan peningkatan. 

Adapun pada Agustus 2021, NAB reksa dana tercatat sebanyak Rp542,54 triliun. Di bulan selanjutnya, September 2021 menjadi Rp552,76 triliun hingga pada Oktober 2021 menjadi Rp563,85 triliun. 

Juru Bicara OJK, Sekar Putih Djarot mengungkapkan bahwa pada September 2021, stabilitas sistem keuangan terjaga dengan kinerja yang bertumbuh positif terlihat dari pertumbuhan kredit dan penghimpunan dana di pasar modal.

Sekar mengatakan stabilitas tersebut terjadi seiring dengan terkendalinya pandemi Covid-19 dan meningkatnya aktivitas perekonomian. 

“Aktivitas perekonomian global mulai pulih sejalan penyebaran Covid-19 varian Delta mulai mereda dan peningkatan vaksinasi khususnya di negara berkembang,” ujar Sekar dalam laporan OJK, Senin (8/11/2021). 

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan aktivitas di pasar modal pada tahun depan diharapkan bisa terakselerasi dari kenaikan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar Rp13,5 triliun. Jumlah itu naik dibandingkan dengan nilai RNTH sebesar Rp12 triliun pada tahu ini.

Inarno menambahkan peningkatan RNTH disusun setelah melakukan diskusi dengan para anggota bursa, manager investasi dan seluruh pihak terkait. Inarno mengatakan target RNTH 2022 sempat di bawah level tersebut. Akan tetapi karena pada 2021 terjadi beberapa penyesuaian target dari Rp9 triliun menjadi Rp12 triliun.

“Kami tidak terlalu optimistis, tetapi tidak pesimis juga, kami moderat saja. Tahun depan pandemi sepertinya akan makin menurun  dan ekonomi mulai pulih,” katanya.

Selain itu, untuk target pencatatan efek baru di tahun 2022 adalah 68 efek yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi exchange traded fund (ETF), dana investasi real estate (DIRE), serta efek beragun aset (EBA).

Sebagai upaya untuk mencapai target pencatatan efek baru tersebut, maka akan dilakukan berbagai rangkaian kegiatan kepada perusahaan tercatat dan calon

Perusahaan tercatat, meliputi peningkatan kapasitas infrastruktur di area pencatatan perusahaan, serta melakukan sosialisasi, one-on-one meeting, dan workshop yang saat ini telah rutin dilakukan secara virtual melalui media daring.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan bursa tidak memiliki target penggalangan dana terkait pencatatan efek baru. Menurutnya, BEI akan mendukung segala upaya pencatatan instrument tanpa membeda-bedakan.

Nyoman menambahkan bursa sedang mendorong agar pemerintah daerah bisa menerbitkan obligasi di pasar modal. Dana itu dapat digunakan untuk membangun infrastruktur bagi pelayanan publik.

Menurutnya, Bursa telah melakukan pertemuan dengan beberapa pemda seperti DKI Jakarta, Medan, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

“Kami dukung mereka untuk bisa melakukan penerbitan. Bukan hanya melalui pendampingan dan konsultasi tapi juga diskon komisi penerbitan hingga 50 persen,” katanya.

Dia menyebut dengan capaian dana hasil IPO sebesar Rp32,14 triliun, pasar modal telah memecahkan rekor sepanjang masa. Sebelumnya, rekor terbesar pada 2010 ketika total dana dihimpun melalui IPO sebesar Rp29,67 triliun. Jumlah itu diperoleh dari pencatatan saham 23 perusahaan.

Terlepas dari realisasi tersebut, dia menuturkan bahwa pasar modal masih menjadi tempat menarik bagi perusahaan untuk menggalang dana. Hal tersebut dapat dilihat dari perusahaan-perusahaan yang berada dalam pipeline Bursa.

“Dalam beberapa hari terakhir, kami juga masih menerima permohonan pencatatan saham. Antusiasme dan optimisme terhadap pasar modal dinilai masih terjaga baik, didorong oleh  stabilitas nasional dan pemulihan ekonomi yang masih berlanjut di tahun 2021,” katanya.

Dia optimistis penawaran umum saham, obligasi dan sukuk masih terus bertumbuh dengan baik. Pasalnya, respon pasar sampai saat ini dinilai positif atas penawaran umum yang dilakukan oleh calon perusahaan tercatat di Bursa.

Nyoman menilai sinyal positif pendanaan di pasar modal makin bersinar. Pasalnya, minat perusahaan melakukan permohonan pencatatan efeknya ke Bursa makin marak. Pada 2021 ini, lanjutnya, proses penawaran umum saham telah dilakukan melalui sistem e-IPO atau electronic initial public offering.

Dia berharap dengan sistem itu dapat memberikan akses yang lebih luas dan mudah dijangkau, khususnya bagi investor ritel.

“Hal ini diharapkan juga turut mendukung pertumbuhan jumlah investor di pasar modal Indonesia dan memberikan optimisme pertumbuhan pasar modal Indonesia pada tahun-tahun mendatang,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Duwi Setiya Ariyant*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.