Bisnis, JAKARTA— Kekayaan konglomerat Chairul Tanjung terus merosot terkuras saham bank digital PT Bank Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) dan emiten maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA).
Selama setahun perdagangan, saham bank digital BBHI amblas. Dalam penutupan perdagangan akhir tahun,harga saham BBHI turun 1,12 persen (30/12/2022) ke level Rp1.765. Harga saham BBHI juga amblas 56,15 persen sepanjang tahun berjalan atau year-to-date (ytd). Adapun BBHI tersebut mencatat harga tertinggi di level Rp7.300 pada Januari 2022, kemudian, harga saham terendah pada level Rp1.560 per Oktober 2022.
Chairul Tanjung melalui PT Mega Corpora menguasai BBHI dengan porsi kepemilikan 60,88 persen dan jumlah saham 13,2 miliar. Nilai saham Mega Corpora di BBHI longsor Rp73,07 triliun, atau dari Rp96,36 triliun pada saat BBHI mencapai harga tertinggi menjadi Rp23,29 triliun saat harga saham BBHI ditutup di perdagangan (30/12/2022).
Pada medio April tahun lalu, Chairman CT Corp Chairul Tanjung masih menunjukkan sikap optimisme, bahwa penurunan saham bank digital bisa berakhir. Kala itu, dia menyebut penurunan harga saham yang terjadi pada Allo Bank belum terlalu dalam dan memiliki kemungkinan rebound. Meksipun hingga penutupan akhir tahun justru malah melempem berjamah dengan bank digital penghuni bursa lainnya.