.jpg)
Bisnis, JAKARTA — Kendati industri manufaktur melanjutkan tren ekspansi bulanan pada awal tahun ini, serapan tenaga kerja ke sektor tersebut tercatat masih lembam. Efisiensi biaya produksi oleh pengusaha agar dapat berkompetisi di pasar ekspor menjadi pemicunya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani mengatakan para industriawan masih memperketat pengeluaran untuk biaya produksi di tengah tren kenaikan permintaan barang manufaktur, baik dari dalam maupun luar negeri.
Fenomena tersebut tecermin dari minimnya realisasi serapan tenaga kerja per Januari 2022 di tengah solidnya ekspansi industri manufaktur pada awal tahun ini.
Menyitir laporan HIS Markit, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia mencatatkan angka ekspansif 53,7 pada Januari 2022 atau naik tipis dari posisi Desember tahun lalu di level 53,5.
