Bisnis, JAKARTA - Aksi peretas yang menggunakan nama Bjorka sepekan terakhir cukup mencengangkan. Selain membocorkan sederet data masyarakat, para pejabat Negara termasuk Presiden Joko Widodo turut menjadi sasaran. Ini merupakan bukti bahwa perlindungan data publik masih sekadar isapan jempol belaka.
Nama samaran peretas ini terus mendengung setidaknya sejak Agustus hingga kini. Manuver yang dilakukannya memang menyita perhatian publik. Catatan Bisnis menunjukkan bahwa sedikitnya delapan aksi pembocoran data dilakukan dalam dua bulan terakhir.
Dimulai dengan bocornya 17 juta data pelanggan PT PLN (Persero). Dilanjutkan dengan tersebarnya 26 juta data pelanggan layanan internet IndiHome, 1,3 miliar data SIM Card hingga bobolnya 100 juta data kependudukan yang disimpan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tidak sampai di situ, data pribadi Presiden Joko Widodo (Jokowi), Wapres Ma’ruf Amin, Menkominfo Johnny G Plate, hingga Ketua DPR RI Puan Maharani ikut dibobol dan dijual. Dari sini terlihat bahwa bukan hanya data pribadi masyarakat yang dapat diretas, informasi penting pejabat publik juga cukup mudah dihack.